Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan akses sanitasi layak meningkat menjadi 90 persen pada 2024. Berbagai upaya pun dilakukan, termasuk pembangunan instalasi pengolahan air limbah terpusat skala perkotaan.
Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga memberi contoh progres pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di Jakarta tengah memasuki proses dokumen lelang.
"Yang di Jakarta, sekarang lagi dokumen lelang. Semoga bulan ini bisa masuk proses lelang," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (21/11/2019).
Dalam catatan Bisnis, detail engineering design (DED) untuk zona 1 sudah rampung. DED akan menjadi pedoman bagi pelaksanaan lelang pekerjaan fisik, mulai dari IPAL hingga jaringan pipa. Oleh karena itu, pembangunan konstruksi diharapkan sudah bisa dimulai pada tahun depan.
Investasi pembangunan zona 1 mencapai Rp9,87 triliun terdiri atas Rp7,70 triliun dari APBN dan Rp2,1 triliun dari APBD DKI Jakarta, sedangkan pendanaan porsi APBN berasal dari pinjaman Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency.
Selain IPAL skala perkotaan di Jakarta, IPAL di beberapa kota lain yang tengah dikembangkan di antaranya Jambi, Pekanbaru, Makassar, Palembang, dan Medan.
Baca Juga
Danis menambahkan bahwa pembangunan IPAL di kota-kota tersebut masih terus berprogres dan diharapkan berjalan sesuai rencana. "Semua berprogres, semoga berjalan sesuai rencana," katanya.
Berbeda dengan IPAL Jakarta, pembangunan IPAL terpusat skala kota di lima kota tersebut masuk dalam program Metropolitan Sanitation Management Investment Project yang pendanaannya merupakan kombinasi dari pinjaman Asian Development Bank, hibah Pemerintah Australia, APBN, dan dana pemerintah kota dan provinsi.