Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong upaya berbagai pihak untuk menciptakan entrepreneur atau wirausaha muda di bidang pertanian desa guna mengangkat perekonomian bangsa mulai dari perdesaan.
Hal itu disampaikannya ketika menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Pengembangan Inclusive Business Kewirausahaan Pariwisata Lombok antara GIZ, sebuah badan usaha milik Pemerintah Jerman, dengan Javara di Javara Culture, Kemang, Jakarta, Jumat (22/11/2019).
Pada kesempatan itu, Teten mendukung upaya bersama dalam mendorong kekuatan dan potensi desa dengan mengoptimalkan semangat wirausaha muda untuk terlibat di dalamnya.
“Yang terpenting adalah mengklasterkan supaya pembinaan mudah. Kami bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) sudah mengembangkan dan mengidentifikasi ada 33 desa adat yang sudah teridentifikasi komoditasnya,” paparnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Sabtu (23/11/2019).
Selain komoditas, desa-desa tersebut memiliki alam yang indah yang dapat dipromosikan sebagai destinasi wisata.
Baca Juga
“Kami menawarkan kepada Javara untuk masuk, bukan hanya untuk mengelola satu produk tapi ekonomi desa terintegrasi,” lanjut Teten.
Kementerian Koperasi dan UKM pun mengapresiasi kerja sama GIZ dengan Javara untuk mengangkat potensi dan kekuatan desa sebagai kekuatan ekonomi Indonesia. Menurut Teten, kesepakatan tersebut juga menjadi momentum untuk membidik dan meningkatkan petani muda sebagai seniman pangan.
Selain itu, juga diharapkan mampu mendorong kaum milenial untuk makin berminat terjun dalam bertani.
Turut hadir dalam acara tersebut Founder Javara Helianti Hilman, Direktur Industri, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Leonardo Adypurnama, dan Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Victoria Simanungkalit.
Javara Culture merupakan perusahaan dengan tagline Indigenous Indonesia yang fokus mengangkat pangan tradisional dan budaya dari desa-desa di Indonesia.
Helianti menjelaskan saat ini, ada sekitar 900 produk Javara berupa produk organik, natural, dan heritage. Di antaranya, beras-beras warisan nusantara, aneka jenis gula (kelapa, sorgum, lontar, nipah), aneka garam (laut, gunung, dan tanaman), mie campur daun kelor, serta mie dengan ubi ungu yang telah diekspor ke Italia dan Afrika Selatan.
“Kami juga memasarkan semua produk makanan kesehatan dari Aceh hingga Papua,” ungkapnya.
Bahkan, tambah Helianti, 250 produk dari 900 produk yang dihasilkan Javara sudah memiliki sertifikat organik berstandar AS, Eropa, dan Jepang, serta sudah diekspor ke 24 negara di dunia.