Bisnis.com, BANDUNG - Indonesia berhasil mengekspor pesawat terbang CN235-220 buatan PT Dirgantara Indonesia (Persero) ke Nepal dengan dukungan pembiayaan Penugasan Khusus Ekspor melalui Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia senilai Rp207 miliar.
Ferry Flight atau pengiriman satu unit pesawat terbang CN235-220 Military Transport pesanan dari Nepalese Army dilakukan hari ini, Rabu (30/10/2019), merupakan realisasi pengiriman atas kontrak yang telah ditandatangani pada tanggal 16 Juni 2017 dengan nomor kontrak MGO/Fixed Wing/073/74/65 antara PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dengan Angkatan Darat Nepal.
Sinthya Roesly, Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), menuturkan pembiayaan produksi pesawat CN235-220 Military Transport untuk Nepalese Army sepenuhnya dibiayai oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dengan menggunakan skema National Interest Account (NIA) / Penugasan Khusus Ekspor (PKE).
Pemberian fasilitas NIA kepada PT DI ini merupakan realisasi dari Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 512/KMK.08/2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor 649/KMK.08/2017 Tentang Penugasan Khusus Kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Untuk Menyediakan Pembiayaan Ekspor Pesawat Udara.
"National Interest Account (NIA) merupakan mandat yang diberikan Pemerintah kepada LPEI untuk meningkatkan daya saing produk dan mendorong industri strategis nasional melakukan ekspor ke negara-negara non-tradisional," kata Sinthya.
Sinthya menyampaikan kinerja ekspor industri nasional sangat penting bagi peningkatan nilai neraca perdagangan, untuk itu diperlukan upaya dalam meningkatkan nilai ekspor baik dari sisi volume ekspor maupun pasar tujuan ekspor.
Baca Juga
Oleh karena itu, peran pemerintah melalui LPEI untuk menyediakan pembiayaan khusus dapat menstimulus industry strategis Indonesia melakukan perdagangan (ekspor) ke negara-negara non tradisional.
Yadi J. Ruchandi, Senior Executive Vice President I LPEI, menuturkan keberhasilan PT DI dalam memenuhi pesanan Negara Nepal dapat meningkatkan minat bagi negara lain terhadap produk pesawat terbang buatan Indonesia.
Dia menambahkan ekspor pesawat udara ke Nepal memiliki nilai strategis bagi PT DI karena kepuasan pelanggan luar negeri menjadi salah satu syarat utama dalam evaluasi pada tender-tender internasional.
“Dukungan yang diberikan LPEI kepada PT DI merupakan salah satu bentuk strategi untuk menunjukkan bahwa produk pesawat buatan Indonesia mampu bersaing di pasar Internasional” kata Yadi.
Proyek produksi satu unit pesawat terbang CN235-220 Military Transport ini mampu menyerap lebih dari 4.000 tenaga kerja dan melibatkan industri penunjang terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) di dalam negeri yang ikut memasok kebutuhan untuk pembangunan pesawat terbang tersebut.
Manfaat lainnya, kata Yadi, yaitu peningkatan nilai ekspor serta daya saing produk khususnya produk pesawat udara di pasar internasional, sehingga kedepannya diharapkan dapat menjadi salah satu flag carrier Indonesia untuk penetrasi pasar ke kawasan Asia Selatan, serta meningkatkan nilai perdagangan bilateral Indonesia.