Bisnis.com, JAKARTA — Menteri BUMN Erick Thohir memberikan waktu hingga Desember mendatang kepada PT Pertamina (Persero) untuk memberikan keputusan terkait kerja sama bisnis dengan Saudi Aramco dalam pengembangan Kilang Cilacap.
Erick mengatakan salah satu upaya untuk mempercepat proyek kilang adalah peningkatan sinergi dengan Kementerian ESDM.
Menurutnya, negosiasi Pertamina dan Saudi Aramco sudah terlalu lama sehingga Kementerian ESDM dan Kementerian BUMN harus ikut mendukung agar diperoleh jalan keluar.
"Kami upayakan tahun ini kalau bisa sudah ada agreement-nya. Ini sedang kami push," katanya di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Selasa (29/10/2019).
Erick sendiri enggan menjelaskan kepastian terkait valuasi aset Kilang Cilacap. Menurutnya, perlu ada kebijakan khusus yang melibatkan pemerintah agar didapati jalan keluar dalam kerja sama tersebut.
"[Kalau valuasi tidak cocok] kami cari cara lain. Pada saat ini, iya [masih dengan Aramco], belum ada perubahan strategi," tambahnya.
Baca Juga
Kendati demikian, Erick mengamini Pertamina tetap dapat mencari mitra lain ketika tidak ada titik temu dengan Aramco.
Terpisah, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan saat ini proses valuasi aset masih terus berlangsung.
"Secepatnya setelah valuasi selesai akan dinegosiasikan. Setelah itu, akan dilihat apakah negosiasinya cocok," katanya.
Dia berharap sebelum akhir tahun, proses negosiasi sudah selesai sehingga dapat ditindaklanjuti pada tahap berikutnya.
Terkait proses valuasi yang belum selesai, Fajriyah mengaku kemungkinan joint venture development agreement (JVDA) dapat diperpanjang.
"Intinya kami masih jalan sama Aramco. Sampai saat ini masih sama Aramco," tambahnya.