Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan akan ada penambahan kapasitas pembangkit terpasang sebesar 4.541 MW pada tahun ini.
Sampai dengan September 2019, realisasi pembangkit yang telah beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) sebesar 1.312 MW.
Pembangkit yang telah melakukan COD tersebut terdiri dari pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) maupun mesin gas (PLTMG) dan gas uap (PLTGU) sebesar 474 MW, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) 60 MW, pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 55 MW, dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 692 MW.
Pembangkit yang beroperasi tersebut berasal dari berbagai macam program kelistrikan, salah satunya megaproyek 35.000 MW.
Hingga kuartal III/2019, realisasi pembangkit dalam megaproyek 35.000 MW yang telah melakukan beroperasi sebesar 3.860 MW,, pembangkit yang masuk dalam tahap konstruksi 23.165 MW, power purchase agreement (PPA) dan belum konstruksi 6.923 MW, tahap pengadaan 829 MW, dan tahap perencanaan 734 MW.
Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Jisman Hutajulu mengatakan sebelumnya pemerintah menargetkan ada pembangkit dengan total kapasitas 3.858 MW yang akan melakukan COD. Namun, terdapat percepatan COD dua proyek pembangkitan, yakni PLTU Jawa-7 dan PLTU Jawa-8 dengan kapasitas total sekitar 1.936 MW.
Menurutnya, kedua pembangkitan tersebut sebelumnya ditarget melakukan COD pada 2020. Saat ini kedua pembangkitan sedang melakukan sejumlah pengujian.
"Dapat SLO [sertifikat layak operasi] sebentar lagi, awal Desember paling lama. Kita pastikan bisa masuklah," katanya, Kamis (24/10/2019).
Sementara itu, hingga kuartal III/2019, total kapasitas terpasang pembangkit telah mencapai 66,46 GW. Kapasitas terpasang pembangkit tersebut meningkat dari capaian 2018 yang sebesar 64,93 GW.