Bisnis.com, BALIKPAPAN — Kinerja produksi PT Freeport Indonesia dalam 9 bulan tahun ini mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Transisi penambangan dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah menjadi penyebab utama.
Berdasarkan laporan operasi dan keuangan kuartal III/2019 Freeport-McMoRan Inc., produksi tembaga Freeport Indonesia sepanjang periode Januari-September 2019 sebanyak 461 juta pounds. Jumlah tersebut anjlok 53,43% dari produksi tembaga pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 990 juta pounds.
Penjualan tembaga Freeport Indonesia juga mengalami penurunan tajam. Sepanjang 9 bulan tahun ini, penjualan tembaga Freeport Indonesia hanya 464 juta pounds, turun 53,7% bila dibandingkan dengan penjualan pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 1 miliar pounds.
Selain itu, harga jual rata-ratanya selama 9 bulan ini mengalami penurunan dari US$2,93 per pounds menjadi US$2,70 per pounds
Hasil serupa juga terjadi untuk komoditas emas. Produksi emas Freeport Indonesia hingga kuartal III/2019 tercatat sebanyak 645.000 ounces, merosot tajam sebesar 69,1% dari realisasi produksi pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 2,09 juta ounces.
Penjualannya pun mengalami turun signifikan sebesar 68,% dari 2,11 juta ounces menjadi 659.000 ounces hingga kuartal III/2019.
Namun, rerata harga jual emas di 9 bulan tahun ini mengalami sedikit kenaikan menjadi US$1.380 per ounce dari rerata harga jual pada periode yang sama tahun lalu senilai US$1.248 per ounce.
EVP & CFO Freeport-McMoRan Kathleen Quirk mengatakan penjualan emas dan tembaga yang dilakukan hingga kuartal III/2019 ini sesuai dengan rencana perusahaan.
"Kami terus menambang sejumlah kecil material bermutu tinggi dari permukaan dan akan dilanjutkan hingga November mendatang. Untuk tambang konsentrat tingkat tinggi akan kami selesaikan pada kuartal keempat," ujarnya dalam conference call yang dilaksanakan Rabu (23/10/2019).
Pihaknya berharap volume emas meningkat selama periode kuartal IV/2019 dengan nilai tinggi. Adapun Indonesia memiliki nilai bijih yang tinggi baik tembaga maupun emas yang membuat tambang Grasberg termasuk tambang yang berbiaya murah.