Bisnis.com, JAKARTA -- Lion Air Group mengklaim tidak mendapati temuan retakan bagian pickle fork pada seluruh pesawat jenis Boeing 737 NG yang dioperasikan anggota maskapainya.
Lion Air Group membawahi beberapa maskapai reguler yaitu Lion Air, Batik Air, Wings Air yang berbasis di Indonesia, Malindo Air di Malaysia dan Thai Lion Air di Thailand.
Corporate Communications Strategic Wings Air (Lion Air Group) Danang M. Prihantoro menyatakan telah melakukan prosedur pemeriksaan dan perawatan sesuai dengan aspek kelaikudaraan (airworthines directive/AD). Adapun, Lion Air Group mengoperasikan 46 unit Boeing 737-800 NG di Indonesia.
"Saat ini umur pesawat Boeing 737 NG yang dioperasikan Lion Group rata-rata 25.000 flight cycle data. Jadi masih di bawah batas 30.000 flight cycle seperti yang ditetapkan Federal Aviation Administration," katanya, Senin (14/10/2019).
Dia menambahkan pemeriksaan akan terus dilakukan sesuai dengan perintah dari lembaga berwenang seperti Federal Aviation Administration (FAA), European Union Aviation Safety Agency (EASA), maupun Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.
Pemeriksaan harus dikerjakan secara mutlak, dengan interval tertentu guna menjaga aspek kelaikudaraan. Dia mengaku telah menjadwalkan program pelaksanaan pemeriksaan lanjutan terhadap seluruh unit Boeing 737-800 NG yang dimiliki.
Baca Juga
Saat ini, Lion Air telah mengoperasikan 38 unit Boeing 737-800 NG dengan konfigurasi 189 kursi kelas ekonomi dan Batik Air mengoperasikan sebanyak delapan unit Boeing 737-800 NG dengan konfigurasi 12 kursi kelas bisnis dan 150 kursi kelas ekonomi.
Boeing, seperti dikutip dari Reuters (11/10/2019), menemukan 38 retakan struktural pada pesawat Boeing 737 NG di seluruh dunia. Retakan tersebut ditemukan saat Boeing memeriksa 810 pesawat miliknya.
Dari hasil inspeksi, 5 persen di antaranya mengalami kerusakan pada bagian pickle fork, yaitu bagian yang menghubungkan badan pesawat ke sayap. Adapun, setiap pesawat memiliki empat pickle fork. Pesawat-pesawat yang mengalami kerusakan tersebut akan diistirahatkan sampai perbaikan selesai dilakukan.