Bisnis.com, JAKARTA – Pejabat Federal Reserve mulai memperdebatkan sejauh mana laju pemotongan suku bunga terus berlanjut, bahkan ketika mereka sepakat untuk menurunkan suku bunga dalam menanggapi meningkatnya risiko terhadap ekonomi A.S.
Dalam risalah pertemuan Komete Pasar Terbuka Federal Reserve (FOMC Meeting) pada 17-18 September yang dirilis Rabu (9/10/2019), para peserta umumnya menilai bahwa risiko penurunan prospek kegiatan ekonomi telah meningkat sejak pertemuan bulan Juli, terutama yang berasal dari ketidakpastian kebijakan perdagangan dan kondisi di luar negeri.
Namun, dalam membahas kebijakan di luar sesi September, sejumlah pejabat mendorong pernyataan FOMC untuk memberi sinyal batas pelonggaran kebijakan yang dicirikan oleh Gubernur The Fed Jerome Powell pada bulan Juli sebagai penyesuaian pertengahan siklus.
"Beberapa peserta menyarankan bahwa pernyataan pascarapat komite harus memberikan kejelasan lebih lanjut terhadap kalibrasi ulang kebijakan moneter," ungkap risalah tersebut, seperti dikutip Bloomberg.
"Sebuah opsi yang mungkin pada pertemuan 30 Oktober adalah bahwa the Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin lagi, tetapi kemudian mengisyaratkan bahwa penghalang untuk pemotongan suku bunga tambahan akan semakin tinggi," ungkap Roberto Perli, mitra di Cornerstone Macro LLC.
"Itu juga akan menjadi cara untuk mengatasi perpecahan yang jelas di dalam komite mengenai keinginan dan tingkat pemotongan suku bunga di masa depan," lanjutnya.
Baca Juga
Pada pertemuan September, FOMC menurunkan suku bunga 25 basis poin untuk kedua kalinya tahun ini. Powell menggambarkan langkah itu sebagai asuransi terhadap risiko yang mengancam prospek ekonomi.
Jalur Suku Bunga
Proyeksi pada jalur masa depan terbaik untuk suku bunga, yang juga dirilis setelah pertemuanmenunjukkan perbedaan pendapat di antara pembuat kebijakan. Lima anggota FOMC berpikir pemangkasan suku bunga adalah suatu kesalahan, sedangkan lima lainnya setuju dengan pengurangan namun tidak mendukung penurunan lanjutan.
Sementara itu, tujuh anggota mendorong adanya penurunan suku bunga lanjutan pada bulan Desember.
Risalah pertemuan the Fed ini kembali mencerminkan keprihatinan atas perlambatan pertumbuhan global dan ketidakpastian yang diciptakan oleh sengketa perdagangan.
Peserta menunjukkan peningkatan kekhawatiran tentang risiko tersebut, serta ancaman geopolitik. Mereka menilai bahwa ketidakpastian akan terus mempengaruhi pengeluaran investasi bisnis.
"Beberapa peserta menyebutkan bahwa ketidakpastian dalam prospek bisnis dan investasi yang lemah yang berkelanjutan pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan tingkat tenaga kerja, yang pada gilirannya dapat meredam pertumbuhan pendapatan dan konsumsi," ungkap risalah tersebut.
Para pejabat sepakat belanja konsumen meningkat pada kecepatan yang kuat dan pengeluaran rumah tangga kemungkinan akan bertahan, sementara beberapa lainnya mengatakan sektor perumahan mulai pulih.
Meskipun demikian, beberapa pihak juga mencatat bahwa model statistik yang dirancang untuk mengukur kemungkinan resesi dalam jangka menengah telah meningkat terutama dalam beberapa bulan terakhir.