Bisnis.com, JAKARTA — Pasar properti yang makin didominasi oleh generasi milenial bakal mendorong konsep hunian praktis dan efisien menjadi kian populer pada tahun depan.
Sekretaris Jenderal Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ariko Andikabina mengatakan bahwa generasi milenial lebih menyukai konsep hunian yang praktis yaitu yang terintegrasi dengan akses transportasi atau transit oriented development (TOD).
Selain itu, pasar tersebut juga menyukai konsep hunian yang efisien yaitu yang mengutamakan kemudahan dan kenyamanan dengan memanfaatkan teknologi informasi seperti rumah pintar (smart home).
“Segmen pasar dari milenial lebih suka desain yang sederhana karena mereka lebih sering bepergian. Oleh sebab itu, konsep rumah pintar dan TOD diprediksi masih akan populer pada tahun ini,” kata Ariko kepada Bisnis, Senin (30/9/2019).
Dia mengakui bahwa tren hunian TOD sudah mulai dikembangkan oleh beberapa pengembang sejak beberapa tahun belakangan ini.
Menurutnya, alasan pengembang mengadopsi konsep tersebut karena keterpaduan telah menjadi syarat utama untuk kota-kota modern.
Baca Juga
“Konsep tersebut diminati karena menjadi sarana untuk mengurangi ketergantungan kepada kendaraan pribadi, apalagi kenyataan kelas menengah di Indonesia tidak mampu membeli rumah, tetapi mampu membeli kendaraan,” ujarnya.
Sementara itu, terkait dengan konsep rumah pintar, Ariko mengungkapkan bahwa konsep tersebut masih akan populer karena generasi milenial berharap unsur teknologi dalam rumah pintar bisa memberi nilai tambah berupa kepraktisan, kenyamanan, dan keamanan dengan sistem kontrol yang bisa dilakukan melalui gawai.
Teknologi smart home juga digadang-gadang mampu membuat penggunaan energi menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Ke depan saya rasa akan makin peminatnya dan akan makin menjadi kebutuhan. Apalagi sumber daya juga semakin lama semakin terbatas sehingga semuanya harus terukur jelas,” ucapnya.
Ariko mengungkapkan bahwa saat ini sebenarnya konsep rumah pintar sudah cukup berkembang di Indonesia. Namun, hingga saat ini penerapan konsep tersebut oleh para pengembang dianggap masih belum secara utuh atau masih bersifat gimik.