Bisnis.com, JAKARTA – Sentimen di antara produsen-produsen manufaktur di Jepang memburuk ke level terendahnya dalam lebih dari enam tahun, di tengah kekhawatiran pertumbuhan global akibat berlanjutnya gesekan perdagangan antara AS dan China.
Menurut survei kuartalan Tankan yang dirilis Bank of Japan (BOJ) pada Selasa (1/10/2019), indeks kepercayaan di antara perusahaan-perusahaan industri terbesar di Negeri Sakura turun menjadi 5 dari 7.
Meski menurun, angka positif ini masih menunjukkan optimisme yang melebih jumlah pesimisme. Para ekonom sendiri sebelumnya memperkirakan indeks keyakinan akan jatuh ke level 1.
Data hari ini akan menjadi bagian penting dari tinjauan BOJ pada akhir bulan mengenai apakah perkembangan di luar negeri berisiko mematikan inflasi Jepang.
Bulan lalu, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan bahwa dia telah lebih cenderung untuk menambah stimulus. Banyak analis memperkirakan bank sentral Jepang tersebut akan mengambil langkah itu dalam pertemuan berikutnya pada 30-31 Oktober.
BOJ memberikan perhatian khusus pada bagaimana sentimen yang melorot mempengaruhi investasi bisnis, suatu pendukung utama bagi perekonomian mengingat kelemahan dalam permintaan ekspor.
Turunnya sentimen di antara produsen memperkuat kekhawatiran atas prospek pertumbuhan karena kenaikan pajak penjualan yang mulai diterapkan diperkirakan akan mengurangi pengeluaran domestik.
Ekonom memperkirakan produk domestik bruto (PDB) Jepang akan berkontraksi 2,7 persen pada kuartal IV/2019 seiring dengan berkurangnya konsumen.
Kepercayaan di antara produsen besar Jepang belum juga membaik selama hampir dua tahun, rangkaian terpanjang sejak 2009. Optimisme yang menurun sesuai dengan perkiraan terbaru dari OECD.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi tersebut bulan lalu mengatakan dunia menuju pertumbuhan ekonomi paling lambat sejak krisis keuangan.
“Indeks produsen akan mencerminkan tekanan di antaranya perlambatan global, penguatan nilai tukar yen, permintaan rantai pasokan yang lebih lemah karena perang perdagangan AS-China, Brexit, dan ketidakpastian baru atas pasokan minyak dengan adanya disrupsi di Arab Saudi,” tutur ekonom Bloomberg.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan besar di luar sektor manufaktur terus menunjukkan optimisme yang lebih besar, meskipun sentimen turun menjadi 21 dari 23 pada periode tiga bulan sebelumnya.
Tidak semua berita perdagangan terdengar negatif. Perdana Menteri Shinzo Abe pekan lalu menandatangani pakta awal dengan Presiden Donald Trump yang menghapuskan ancaman tarif AS terhadap mobil Jepang setidaknya untuk saat ini.