Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) merencanakan pengeboran dua sumur eksplorasi di blok Mahakam pada kuartal III/2020 untuk mengantisipasi penurunan produksi.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan mengatasi lapangan migas tua, seperti Blok Mahakam, diperlukan upaya untuk menciptakan memperpanjang masa produksi.
Salah satu langkahnya adalah mencari temuan lapangan baru. Dengan begitu, produksi migas blok Mahakam diharapkan mampu bertahan hingga kontrak Pertamina berakhir pada 2038.
“Potensinya [sumur] kalau berhasil bisa ekonomis. Ini kembali masalah eksplorasi, dia bisa jadi pengubah keadaan,” ujarnya, Senin (23/9/2019).
Sejauh ini, pihaknya telah melakukan proses pengadaan peralatan yang membutuhkan waktu pemesanan yang lama untuk sampai ke tempat fabrikasi atau produksi. Dua sumur eksplorasi tersebut akan menembus lapisan yang lebih dalam dari yang selama ini pernah dibor.
Hanya saja, untuk potensi dari dua sumur eksplorasi, Dharmawan enggan berkomentar lebih dalam. Dharmawan mengatakan selama masa kontrak antara rentang waktu 2018 hingga 2038, PT Pertamina Hulu Energi (PHM) berharap dapat menemukan potensi yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Baca Juga
Saat ini, produksi Blok Mahakam terus turun seiring pengurasan cadangan migas di blok tersebut. Misalnya saja, produksi gas sempat mencapai 1.282 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) pada 2017. Namun, kinerjanya menyusut tinggal 662 mmscfd pada akhir semester I/2019.
Selain upaya eksplorasi, PHM akan melakukan pengeboran sekitar 200 sumur pengembangan pada 2020. Untuk tahun ini, PHM menargetkan melakukan pengeboran sebanyak 120 sumur.
Hingga paruh pertama tahun ini, produksi Blok Mahakam tercatat jauh di bawah target APBN. Produksi siap jual (lifting) minyak dari blok ini baru sebesar 37.000 barel per hari (bph) atau 74% dari target 50.000 bph. Sementara itu, produksi gast tercatat hanya 662 mmscfd atau baru 60,2% dari target 1.100 mmscfd.