Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia : Perlambatan Pertumbuhan Global Bakal Lebih Dalam

Tingkat pertumbuhan nominal tampaknya juga akan melambat menjadi kurang dari 3%, yang merupakan kekecewaan besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan sekitar 6% pada 2017 dan 2018.
Peserta berdiri di dekat logo Bank Dunia dalam rangkaian Pertemuan IMF  World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./Reuters-Johannes P. Christo
Peserta berdiri di dekat logo Bank Dunia dalam rangkaian Pertemuan IMF World Bank Group 2018, di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10/2018)./Reuters-Johannes P. Christo

Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Bank Dunia David Malpass mengatakan ekonomi global terindikasi melambat lebih dari yang diperkirakan sebelumnya, dengan tumpukan utang berimbal hasil negatif menunjukkan pertumbuhan akan lebih lambat pada masa depan.

"Perlambatan pertumbuhan global berbasis luas," kata Malpass dalam sebuah pidato di Washington, seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (18/9/2019).

Menurutnya, perkembangan terbaru memberikan sinyal bahwa ekspansi ekonomi dunia 2019 kemungkinan akan meleset dari proyeksi Bank Dunia per Juni sebesar 2,6% secara riil.

Tingkat pertumbuhan nominal tampaknya juga akan melambat menjadi kurang dari 3%, yang merupakan kekecewaan besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan sekitar 6% pada 2017 dan 2018.

Dia menambahkan, secara kasar setidaknya ada obligasi senilai US$15 triliun dengan imbal hasil nol atau negatif memberikan tanda bahwa pasar akan menawarkan imbal hasil rendah atau bahkan negatif untuk beberapa tahun, bahkan beberapa dekade ke depan.

"Modal beku ini menyiratkan pertumbuhan akan menjadi lebih lambat pada masa depan," kata Malpass.

Pernyataan Malpass yang disampaikan di Peterson Institute for International Economics, di Washington, merupakan pidato publik pertamanya sejak menjabat pada April.

Proyeksi tersebut juga disampaikan bersamaan dengan prospek ekonomi global yang meredup menjelang pertemuan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional bulan depan.

IMF sedang bersiap untuk memperbarui perkiraan pertumbuhannya dalam World Economic Outlook baru, setelah memangkas proyeksi, yang sudah mencapai rekor terendah sejak krisis keuangan, pada Juli menjadi 3,2% untuk tahun ini.

Malpass mengatakan perlambatan global terlihat dari penurunan di China, serta penurunan substansial di Argentina, India dan Meksiko, yang ditambah dengan redupnya laju pertumbuhan di seluruh negara berkembang.

Beberapa bagian Eropa berada dalam resesi atau mendekati, di mana Jerman dan AS mengalami satu kuartal kontraksi, sedangkan Italia dan Swedia telah mengalami lebih dulu mengalami kontraksi pada kuartal-kuartal sebelumnnya.

Dia menyampaikan bahwa sejumlah modal terkunci dalam obligasi dengan imbal hasil rendah dengan tingkat investasi modal yang secara historis menyiratkan bahwa pertumbuhan, terutama di negara-negara berkembang, akan tetap lambat karena stok modal saat ini memburuk dan jenuh.

"Ini akan menjadi tantangan bagi Bank Dunia," ungkap Malpass.

Bank-bank sentral di seluruh dunia telah bergulat dengan bagaimana untuk merespons pertumbuhan yang lebih lemah karena perang perdagangan Presiden AS Donald Trump menambah ketidakpastian yang dihadapi konsumen dan bisnis.

Pada Juli, the Fed mengutip implikasi perkembangan global terhadap prospek pertumbuhan bersamaan dengan pelonggaran kebijakan, memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam 1 dekade.

Para pejabat The Fed diperkirakan kembali mengurangi biaya pinjaman pada Rabu (18/9/2019), memangkas suku bunga pada pertemuan pekan ini.

Di sisi lain, tahun ini juga akan menjadi periode perkenalan bagi Bank Dunia dan IMF pasca perubahan kepemimpinan di lembaga sejenis.

Malpass, yang sebelumnya seorang pejabat senior Departemen Keuangan AS, dipilih pada April untuk mengisi posisi Presiden Bank Dunia dengan jabatan 5 tahun.

Sementara itu, Kepala Eksekutif Bank Dunia Kristalina Georgieva, telah dinominasikan untuk menggantikan Christine Lagarde sebagai direktur pelaksana IMF setelah dia pergi untuk memimpin ECB.

Trump menominasikan Malpass pada Februari, dia memilih seorang pendukung yang mengkritik China dan mendukung perombakan tatanan ekonomi global.

Malpass sebelumnya menggambarkan lembaga pemberi pinjaman tersebut tidak efisien dan enggan memotong dana untuk negara-negara berkembang yang telah tumbuh menjadi pasar negara berkembang yang dinamis.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Achmad Aris
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper