Bisnis.com, PADANG — Menteri PPN/Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro menyatakan penerapan teknologi pemanfaatan bambu maupun tanaman lain sebagai sumber energi pembangkitan tidak hanya dilakukan di Kepulauan Mentawai saja, tetapi juga akan diterapkan di daerah lain di Indonesia.
Untuk Kepulauan Mentawai saja, banyak desa yang belum teraliri listrik. Data PT PLN (Persero) menunjukkan rasio elektrifikasi Kepulauan Mentawai baru 66 persen dengan sumber energi utama untuk pembangkitan masih berasal dari fosil, yakni berupa pembangkit bermesin diesel.
Selain di Kepulauan Mentawai, pengembangan PLTBm juga akan didorong di pulau-pulau kecil Indonesia. Saat ini, sedang berjalan proyek serupa di Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 5 MW yang juga menggunakan bambu atau masyarakat setempat menyebutnya kayu bamau.
"Bisa ditingkatkan [kapasitas PLTBm Siberut], tentunya butuh bambu lebih banyak, kemudian perlu juga kejelasan siapa yang akan memakai listrik tersebut. Dia harus bersama dengan pembangunan kawasan," katanya, Selasa (17/9/2019).
Menurutnya, daerah-daerah yang belum teraliri listrik khususnya kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), akan lebih dioptimalkan penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Selain itu, untuk memaksimalkan permintaan listrik, didorong juga pembangunan kawasan industri di wilayah tersebut, seperti di Kepulauan Mentawai lewat industri pariwisata.
Sebagai upaya mendorong pariwisata di Mentawai, infrastruktur menjadi salah satu fokus utama untuk segera dimulai pembangunannya. Nantinya, pembangunan infrastruktur Mentawai akan masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 -2024.
Adapun pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan mulai dari pembangunan bandara, jalan, hingga pelabuhan.
"Mentawai masih jadi kategori yang tertinggal, satu-satunya di Sumatera Barat. Jadi, kita akan berikan prioritas supaya tuntas di 2024," katanya.