Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadi Alternatif Tembakau, Produk Cairan Vape Diusulkan Dapat Insentif

Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia menilai produk cairan vape seharusnya bisa mendapatkan insentif dari pemerintah lantaran menjadi alternatif produk tembakau.
Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektrik (vape)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Pekerja menata botol berisi cairan rokok elektrik (vape)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia menilai produk cairan vape seharusnya bisa mendapatkan insentif dari pemerintah lantaran menjadi alternatif produk tembakau.

Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita mengatakan produk cairan vape memiliki risiko yang lebih rendah dan merupakan alternatif terbaik bagi para perokok tembakau konvensional. Peralihan perokok tembakau konvensional ke produk vape pun dinilai cukup signifikan sejauh ini.

“Tentunya kami pun berharap bisa mendapatkan insentif. Sebagai produk yang lebih rendah resiko,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (10/9/2019).

Garindra menjelaskan dalam jangka panjang peralihan itu dapat berpengaruh pada pemanfaatan anggaran kesehatan pemerintah. Dampak itu, katanya, sudah nyata dalam lingkup terkecil, yakni keluarga.

“Di dalam lingkungan terkecil pun, sebuah keluarga sudah merasakan hemat yang cukup banyak di anggaran kesehatan keluarga kami, sejak kami berhenti merokok. Apalagi dalam tata kelola kenegaraan,” ujarnya.

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mendorong pemerintah untuk memberikan insentif fiskal bagi produk tembakau alternatif. Indonesia dinilai dapat mengikuti sejumlah negara yang memberikan kebijakan itu bagi produk hasil pengembangan inovasi dan teknologi dari industri tembakau.

Sejumlah negara itu, adalah Inggris, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru, sudah memberikan kebijakan serupa.

“Negara tersebut sudah memberikan insentif fiskal berupa tax reduction bagi industri yang memproduksi produk yang ramah lingkungan dan rendah risiko,” kata Direktur Program Indef Esther Sri Astuti, dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, beberapa hasil kajian ilmiah dari Public Health England, berkesimpulan bahwa produk tembakau alternatif, seperti tembakau yang dipanaskan, tidak menghasilkan TAR dan memiliki zat kimia berbahaya yang lebih rendah hingga 95% ketimbang rokok biasa.

Dengan insentif fiskal, katanya, industri rokok akan terpacu mengembangkan riset dan produk tembakau berisiko rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Galih Kurniawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper