Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengusulkan produksi minyak dan gas bumi PT Pertamina (Persero) di luar negeri bukan tidak dicatat sebagai impor.
Rini mengatakan hasil produksi migas aset Pertamina di luar negeri sebaiknya tidak dicatat sebagai impor. Menurutnya, hasil produksi Pertamina di negara lain dapat diartikan sebagai produk BUMN.
"Jadi, devisa kita gak terkena karena memang sebetulnya ini milik Pertamina," katanya, Kamis (29/8/2019).
Terkait potensi akuisisi blok migas produksi di negara lain, Rini menyebut Pertamina akan melakukan penjajakan ke Nigeria dan beberapa negara di Benua Afrika lainnya.
"Insyaallah kita bisa dapat sumur-sumur baru," tambahnya.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menambahkan perseroan tidak bisa hanya mengembangkan aset migasnya di dalam negeri. Pasalnya, produksi migas nasional tidak akan naik signifikan jika hanya mengandalkan blok migas di Indonesia.
“Tetapi kalau [ekspansi] luar negeri, kita ada tambahan [produksi migas],” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H. Samsu mengatakan untuk merger dan akuisisi di luar negeri, Pertamina memiliki pendanaan tersendiri. Jika dana internal ditambah dengan penanaman modal negara, maka kemampuan pendanaan akan semakin kuat.
"Kita sudah sejak 2016 sudah melakukan [akuisisi] dan kita masih tetap ingin tumbuh lebih besar di luar," katanya.
Dharmawan mengungkapkan rencana akuisisi Pertamina di sektor hulu lebih mengarah pada blok migas produksi. Untuk blok eksplorasi, Pertamina akan fokus untuk mengakuisisinya di dalam negeri.