Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan-perusahaan industri di China berhasil mencatat pertumbuhan laba pada bulan lalu. Namun, perlambatan ekonomi dan perang perdagangan negeri ini dengan Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan membebani prospek bisnis.
Menurut data Biro Statistik Nasional (NBS) China yang dirilis hari ini, Selasa (27/8/2019), laba industri meningkat 2,6 persen pada Juli 2019 year-on-year menjadi 512,7 miliar yuan (US$72,28 miliar), setelah membukukan penurunan 3,1 persen pada Juni.
Terlepas dari perubahan tersebut, memburuknya kondisi untuk bisnis yang terkait dengan perdagangan global dan perusahaan sektor swasta berskala lebih kecil kemungkinan akan menambah kecenderungan bagi pemerintah untuk menopang melambatnya pertumbuhan ekonomi.
”Tekanan ke bawah pada ekonomi relatif tinggi, permintaan pasar melambat, harga produk industri turun,” ujar pakar statistik senior NBS, Zhu Hong, dalam sebuah pernyataan yang menyertai data tersebut.
"Kemungkinan masih akan ada volatilitas dan ketidakpastian dalam laba perusahaan-perusahaan industri,” tambahnya, seperti dilansir dari Reuters.
Menurut Ekonom ING Iris Pang, pengeluaran infrastruktur publik telah mendukung kembalinya pertumbuhan laba, terutama untuk perusahaan-perusahaan produk listrik.
Baca Juga
Namun, tekanan arus kas yang terus-menerus dirasakan oleh perusahaan ekspor dan perusahaan-perusahaan berskala kecil mendukung argumen bagi pemerintah untuk melancarkan lebih banyak tindakan.
"Kami percaya bahwa sebagian besar perusahaan swasta mengalami kerugian dari siklus piutang yang panjang,” tulis Pang dalam sebuah catatan.
Oleh karenanya, Bank Sentral China diperkirakan akan memberikan lebih banyak dukungan, seperti menambah likuiditas dan memangkas cadangan wajib bank-bank, yang akan membebaskan aliran kredit ke perusahaan lebih kecil.
Untuk Januari-Juli, perusahaan-perusahaan industri memperoleh laba sebesar 3,50 triliun, turun 1,7 persen dari tahun sebelumnya. Namun, penurunan ini lebih kecil dibandingkan dengan penurunan sebesar 2,4 persen dalam enam bulan pertama.
Laba industri China pada umumnya telah melambat sejak semester kedua 2018, karena terdampak eskalasi perang perdagangan AS-China yang telah memengaruhi pendapatan perusahaan.
Dalam pernyataan terpisah, NBS mengungkapkan bahwa pertumbuhan pada Juli terutama berasal dari sektor petrokimia dan otomotif.