Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan usaha kedai kopi hingga akhir 2019 diprediksi mencapai 15%—20%, naik jika dibandingkan dengan 2018 yang hanya mencapai 8%—10%.
Chairman Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI), Syafrudin mengatakan, saat ini kontribusi kedai kopi terhadap serapan kopi produksi dalam negeri mencapai 25%—30%. Angka tersebut diprediksi terus naik ke level 35%—40% pada akhir tahun ini.
“Ini karena pada akhirnya jual seduhan kopi di kedai lebih asyik dan peminum kopi Indonesia lebih senang menikmati minuman kopi yang lebih enak di kedai kopi sambil melakukan kegiatan lain daripada kopi instant atau sachet dengan harga yang relatif terjangkau karena kedai-kedai kopi juga memasang tarif yang cukup kompetitif,” katanya kepada Bisnis.com, Kamis (22/8/2019).
Dalam hal ini, Syafrudin meyakini kontribusi bisnis kedai kopi terhadap serapan dalam negeri akan terus tumbuh seiring dengan menjamurnya bisnis tersebut.
“Untuk jumlah kedai kopi secara keseluruhan kami enggak ada datanya, karena hampir di tiap kota dan desa kedai kopi tumbuh bak jamur. Mulai dari yang sederhana [tanpa mesin], sampai yang menggunakan mesin mahal. Prediksi saya pertumbuhannya sampai akhir tahun nanti antara 15%—20%. Tahun lalu ada disekitar 8%—10% saja.”
Sementara itu, Moelyono Soesilo selaku Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengatakan kontribusi bisnis kedai kopi pada tahun ini diperkirakan sekitar 25% dari total serapan dalam negeri yang diprediksi mencapai 360.000—380.000 ton.
Baca Juga
Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan 2018 dimana bisnis kedai kopi hanya menyumbang serapan kopi produksi lokal sekitar 18%—20%.
Dia mengatakan, dalam beberapa tahun ini serapan kopi dalam negeri memang meningkat cukup signifikan. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir ini bisnis kedai kopi pun terus tumbuh di Indonesia.
Kendati bisnis kedai kopi terus tumbuh, dia meyakini kontribusi untuk serapan dalam negeri hanya bisa mencapai maksimal 40%.