Bisnis.com, JAKARTA Pemerintah daerah perlu menjalankan fungsi melakukan kalkulasi jumlah kebutuhan ayam secara optimal guna meredam gejolak harga yang terus berulang.
Sigit Prabowo, Dewan Pembina Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara (PPUN), menilai kalkulasi yang tepat terkait kebutuhan ayam tersebut akan berdampak pada harga ayam yang lebih terkendali.
"Harusnya memang ada penanganan dalam bentuk zonasi, per wilayah. Harus ada pemetaan, seberapa besar pertumbuhan kandang broiler dan breeding di suatu daerah, berapa pula pertumbuhan pabrik pakannya. Lalu, berapa konsumsi tiap daerah sehingga tidak ada pasokan berlebih," kata Sigit, akhir pekan lalu.
Pemerintah pun ia sebut harus lebih ketat dalam memberi izin pembukaan kandang-kandang baru. Hal ini demi mengimbangi terbatasnya perkembangan teknologi pascapanen seperti rantai dingin yang memang masih terbatas.
"Mereka harus tegas dalam regulasi, khususnya dalam pemberian izin pembukaan kandang baru. Jangan hanya sektor hulu yang digenjot, tapi teknologi pasca panen perlu dikerjakan sehingga tak menyebabkan gejolak di hilir," tegasnya.
Sementara itu, serapan ayam pada bulan depan masih dibayangi ketidakpastian. Pasalnya, bulan Sura, yang ditandai dengan perayaan Tahun Baru Islam 1 Muharram, ia sebut memang identik dengan serapan daging ayam yang cenderung menurun dibanding bulan-bulan lainnya, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Baca Juga
“Untuk September nanti masih belum tahu [serapan ayam akan bagaimana] karena berdekatan dengan bulan Sura. Biasanya orang di Jawa Tengah dan Jawa Timur tidak menggelar hajatan selama bulan tersebut. Itu yang dikhawatirkan. Semoga tidak seburuk yang diperkirakan,” ujarnya.
Meskipun begitu, dia masih optimistis harga stabil sampai akhir Agustus kendati terdapat disrupsi akibat momen Iduladha. Ia menaruh harapan pada kemeriahan perayaan 17 Agustus yang erat kaitannya dengan serapan daging ayam yang optimal.
“Misalnya, di kampung-kampung, momen 17 Agustus itu biasanya bersamaan dengan usainya pemilihan kepala desa, banyak yang syukuran kalau di Jawa Tengah. Daya serap saya rasa masih stabil,” tuturnya.