Bisnis.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan meyakini pengoperasian jalan tol Trans-Sumatra bakal mengerek trafik angkutan penyeberangan di lintas Merak—Bakauheni.
Ketua Umum Gapasdap Khoiri Stuomo mengatakan bahwa keberadaan jalan tol akan merangsang pertumbuhan moda angkutan darat, baik kendaraan pribadi, umum, maupun barang. Terlebih, tren harga tiket pesawat yang membubung membuat moda transportasi darat kian dilirik.
"Sekarang kan masyarakat punya alternatif, lewat darat. Dengan adanya jalan tol itu pasti memicu [trafik]. Kami sudah antisipasi dengan menyiapkan armada [kapal]," jelasnya kepada Bisnis, Senin (12/8/2019).
Saat ini, baik Pelabuhan Merak maupun Pelabuhan Bakauheni sudah terkoneksi dengan jalan tol. Sejak Maret 2019, jalan tol Bakauheni—Terbanggi Besar sudah beroperasi.
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) melansir, jalan tol Terbanggi Besar—Pematang Panggang—Kayu Agung sepanjang 189 kilometer bakal diresmikan pada September 2019.
Selanjutnya, jalan tol Kayu Agung—Palembang—Betung seksi 1 ruas Kayu Agung—Jakabaring sepanjang 33,40 kilometer bakal beroperasi. Walhasil, lintas Lampung-Palembang dalam waktu dekat bakal terhubung lewat jalan tol dan membuat waktu tempuh hanya 5 jam.
Baca Juga
Di sisi lain, Gapasdap menilai kapasitas dermaga di Pelabuhan Merak dan Bakauheni perlu ditingkatkan untuk mengurangi antrean sandar.
Saat ini terdapat tujuh dermaga di Pelabuhan Merak dan enam dermaga di Pelabuhan Bakauheni.
"Katakanlah enam dermaga beroperasi, kapal yang bisa bersandar hanya 30, selebihnya menganggur. Idealnya ada 14 dermaga," jelasnya.
Khoiri menambahkan bahwa infrastruktur pelabuhan juga perlu dilengkapi dengan pemecah gelombang sehingga operasional dermaga tidak terganggu oleh cuaca.
Pembenahan infrastruktur di pelabuhan penyeberangan ini, lanjut Khoiri, perlu menjadi prioritas karena kehadiran jalan tol akan memicu trafik kendaraan dalam jumlah besar.