Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Pasar Obligasi Indonesia Jadi Inceran Asing

Pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dan pengenaan tarif baru oleh Presiden Donald Trump terhadap China dipandang menciptakan peluang bagi pasar negara berkembang (emerging market) di Asia termasuk Indonesia
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping menghadiri pertemuan bilateral kedua negara di sela-sela KTT G20 di Osaka, Jepang, Sabtu (29/6/2019)./Reuters-Kevin Lamarque

Bisnis.com, JAKARTA – Pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dan pengenaan tarif baru oleh Presiden Donald Trump terhadap China dipandang menciptakan peluang bagi pasar negara berkembang (emerging market) di Asia.

Chief fund manager Nissay Asset Management Corp., Toshinobu Chiba justru mengutarakan rencananya untuk mengincar lebih banyak obligasi yang diterbitkan di Indonesia, Filipina, dan India.

Menurutnya, ketiga negara tersebut menawarkan imbal hasil yang relatif lebih tinggi dan memiliki lebih banyak ruang untuk menurunkan suku bunga guna mendukung ekonomi mereka.

Sambil menantikan diambilnya langkah kebijakan moneter itu, Chiba memilih memangkas risiko dengan mempertahankan posisi yang lebih netral.

“Setiap penurunan yang berasal dari keputusan The Fed adalah kesempatan untuk membeli,” ujar Chiba, seperti dilansir dari Bloomberg.

“Mencermati pernyataan terakhirnya, The Fed kemungkinan akan melancarkan satu kali penurunan suku bunga lebih lanjut sebelum akhir tahun. Ini akan terus mendukung pasar negara berkembang selama enam bulan ke depan,” jelasnya.

Dalam pertemuan kebijakan yang berakhir Rabu (31/7/2019) waktu setempat, The Fed memutuskan menurunkan kisaran batas suku bunga acuan sebesar seperempat poin menjadi 2 persen-2,25 persen, pemangkasan pertama sejak 2008.

Meski Gubernur The Fed Jerome Powell menepis spekulasi bahwa langkah penurunan itu adalah awal dari siklus pelonggaran berkelanjutan, pencarian untuk imbal hasil mendorong minat investor ke aset-aset negara berkembang.

Di sisi lain, aset emerging market kemungkinan akan terdampak pengumuman rencana pengenaan tarif lebih lanjut pada impor China oleh Presiden Donald Trump. Namun hal ini, menurut Chiba, akan menawarkan tingkat masuk yang lebih baik untuk membeli.

Seperti diberitakan, melalui akun Twitter miliknya pada Kamis (1/8/2019), Trump mengatakan akan mengenakan tarif 10 persen pada impor tambahan asal China senilai US$300 miliar mulai 1 September.

“Saya yakin pada strategi saya meskipun sepertinya Presiden Trump semakin bersikap keras terhadap China,” lanjut Chiba setelah pengumuman Trump itu.

“The Fed memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga jika itu [tarif Trump] membebani perekonomian lebih lanjut, dan pasar berkembang di Asia masih relatif menarik di seluruh pasar negara berkembang global.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rahayuningsih
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper