Bisnis.com, JAKARTA Munculnya gelembung gas yang diikuti tumpahan minyak di proyek YY, Blok Offshore West Java (ONWJ) menjadi pelajaran berharga bagi PT Pertamina (Persero) untuk mengantisipasi potensi kejadian serupa.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan jumlah oil boom perlu diperbanyak untuk menahan tumpahan minyak melebar ke pantai.
Saat ini, untuk penanggulangan tumpahan minyak di shoreline sudah dipasang oil boom onshore sepanjang 1.430 meter,dan dilanjutkan dengan pembersihan limbah di area mangrove. Secara paralel, tim mulai membuat rencana penanganan dampak masyarakat dan lingkungan 3 bulan ke depan.
"Ini jadi pelajaran betul. Banyak hal yang perlu diperbaiki Pertamina. Kami harapkan tidak terjadi lagi ke depan," tuturnya, Senin (29/7/2019).
Menurutnya, sebelum sumur YYA-1 belum tertutup, tumpahan minyak akan terus ada. Dengan begitu, tidak ada yang bisa menjamin besaran dampak tumpahan minyak ini.
Sementara itu, setidaknya sudah ada 10 desa dan 7 pantai di Kabupaten Bekasi dan Karawang yang terkena dampak kejadian tersebut,
Baca Juga
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan berdasarkan laporan dari tim khusus Incident Management Team (IMT) Pertamina, hingga Senin (29/7/2019), setidaknya sudah 2 desa di Kabupaten Bekasi dan 8 desa di Kabupaten Karawang, termasuk hutan mangrove, yang terkena tumpahan minyak.