Bisnis.com, JAKARTA – Arus barang di pelabuhan yang dikelola Pelindo I hingga IV sepanjang semester I/2019 tumbuh rata-rata di bawah 10% secara tahunan.
Produksi bongkar muat peti kemas di beberapa operator pelabuhan pelat merah bahkan tidak menunjukkan pertumbuhan, mengonfirmasi kontraksi ekspor selama paruh pertama tahun ini.
Pelindo I membukukan arus barang (general cargo) 21,6 juta ton selama semester I/2019 atau melompat 11,3% dari realisasi periode sama tahun lalu. Namun, produksi bongkar muat peti kemas hanya tumbuh 0,07% (year on year) pada periode itu menjadi 619.975 TEUs.
Pelindo II mencatat arus kontainer 3,6 juta TEUs selama Januari-Juni 2019 atau paling besar di antara BUMN operator pelabuhan. Meskipun demikian, angka ini cenderung sama dengan pencapaian periode sama tahun lalu alias tidak bertumbuh. Padahal pada Januari-Juni 2018, throughput peti kemas IPC tumbuh 10%.
Sementara itu, arus general cargo di pelabuhan Pelindo III tumbuh 4% (y-o-y) menjadi 37,3 juta ton. Laju yang sama juga terjadi pada produksi bongkar muat peti kemas sehingga Pelindo III menorehkan throughput 2,5 juta TEUs pada paruh pertama tahun ini.
Adapun arus barang di Pelindo IV melompat 9% (y-o-y) menjadi 27,2 juta ton pada semester I/2019. Namun, arus kontainer Pelindo IV terkoreksi 1,2% menjadi 1,1 juta TEUs.
Pada saat yang sama, kinerja ekspor Indonesia selama Januari-Juni turun 8,6% (y-o-y) menjadi US$80,3 miliar.
Direktur Utama PT Pelindo II (Persero) atau IPC Elvyn G. Masassya mengatakan perhelatan Pilpres 2019 berpengaruh terhadap performa arus bongkar muat peti kemas di pelabuhan yang dikelola IPC.
"Khusus 2019, Pemilu pada semester pertama [membuat] banyak kalangan bisnis wait and see," katanya, Rabu (24/7/2019).