Bisnis.com, JAKARTA – Perkembangan smart city atau kota pintar di Indonesia semakin luas. Pemerintah Daerah dan pengembang swasta berlomba-lomba untuk menjadikan kotanya dan mengembangkan proyeknya untuk bisa menjadi kota pintar.
CEO Technology Business Sinar Mas Land Irvan Yasni mengatakan bahwa pengembangan kota pintar saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan di Indonesia. Namun, pengembangannya saat ini di beberapa wilayah masih terkendala beberapa hal.
“Jadi, ketika pemda suatu daerah ingin coba mengembangkan smart city, mereka banyak yang cuma copy paste dari kota sebelumnya atau tetangganya. Jadi, fungsi dari penerapan smart city itu jadi enggak maksimal,” ungkapnya kepada Bisnis, Senin (22/7/2019).
Menurut Irvan, sebelum suatu daerah ingin mengembangkan kota pintar, pemdanya harus terlebih dahulu melakukan identifikasi masalah, serta memiliki visi dan misi sendiri sehingga manfaat dari pengembangan kota pintar bisa dirasakan oleh penduduknya.
“Jadi, kebanyakan masih diada-adain, tapi manfaatnya belum bisa dirasakan oleh masyarakat. Selain identifikasi, perlu ada juga edukasi supaya nanti ketemu solusi seperti apa yang dibutuhkan masing-masing daerah, bisa saja enggak cuma teknologi, tapi juga edukasi,” lanjutnya.
Penerapan kota pintar di Indonesia saat ini sudah banyak, terutama di kota-kota besar, seperti Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Manado. Namun, kebanyakan pengembangannya masih terfokus pada pengelolaan lalu lintas.
Baca Juga
Salah satu penerapan kota pintar yang ada di Jakarta adalah E-Tilang. Menurut Irvan, dengan adanya E-Tilang bisa memenuhi persyaratan menjadi kota pintar, yaitu mempermudah kinerja suatu kota.
Saat ini sudah banyak kemudahan yang ditawarkan dari penerapan smart city. Contohnya dalam transportasi. “Kita sudah bisa memantau moda transportasi yang akan dinaiki sudah sampai di mana atau berapa lama lagi tiba.”
Kemudian, kata Irvan, masalah lalu lintas. Pengguna jalan juga bisa memantau jalan mana yang akan dilalui, seperti apa lalu lintasnya, dan bisa melihat kondisi jalan langsung dari CCTV yang bisa diakses secara daring.
Selanjutnya, pengembangan kota pintar juga sudah ke lapisan pemerintah. Dengan penerapan kota pintar di pemerintahan, penduduk bisa melakukan pelaporan langsung lewat media sosial yang bisa langsung dilihat oleh pemerintah, dan pelaporan juga bisa mengetahui tindak lanjut dari laporan mereka.
Untuk pengembangan selanjutnya, kota pintar, kata Irvan, bisa diterapkan dan dinikmati di segala aspek, tidak hanya di lalu lintas, tetapi juga pada cara belanja, bepergian, mendapat pelayanan publik, hingga bagaimana penduduk bisa merasa aman dan nyaman di tempat mereka tinggal.