Bisnis.com, JAKARTA — Jika saat ini Anda melalui Jalan Kasablanka dan Jalan Satrio, pasti Anda menemukan kemacetan yang luar biasa. Pasalnya, di sebagian ruas jalan tersebut sedang dilakukan penggalian kabel bawah tanah. Kejadian seperti ini sudah sering terjadi. Masyarakat tak bisa berbuat banyak!
Oleh karena itu, teknologi yang efektif dan efisien juga dibutuhkan diberbagai bidang salah satunya adalah di bidang jasa konstruksi.
Salah satu teknologi yang efisien adalah teknologi trenchless. Teknologi ini merupakan teknologi konstruksi terkini yang mampu menggarap pekerjaan di bawah permukaan tanah tanpa penggalian sehingga teknologi ini sangat tepat untuk diterapkan di kota-kota besar padat penduduk seperti pada pekerjaan terowongan baik jalan dan bendungan, pipa air bersih, dan air limbah.
Efisiensi yang didapatkan adalah teknologi ini lebih ramah lingkungan, meminimalisasi dampak sosial terhadap terhadap kondisi di sekitar lokasi proyek, meminimalisasi terjadinya kecelakaan kerja konstruksi, durasi proyek lebih singkat sehingga biaya konstruksinya lebih murah dan menjamin pencapaian kualitas konstruksi.
Efisiensi di dalam harga juga terdapat dalam kajian terkait dengan biaya langsung yang ditimbulkan oleh metode trenchless dibandingkan dengan metode konvensional (open trench) menunjukkan bahwa penggunaan teknologi trenchless pada salah satu kegiatan yaitu penggalian (excavation) hingga kedalaman 1,5 meter hanya membutuhkan biaya sebesar US$3,12/meter kubik, dibandingkan dengan US$ 18,46/meter kubik pada metode open trench.
Direktur Jendereal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Syarif Burhanuddin menuturkan bahwa kelebihan teknologi ini seharusnya dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh para pelaku industri konstruksi di Indonesia dalam melaksanakan pembangunan infrastruktur.
Baca Juga
Misalnya, pada pemasangan kabel serat optik dan kabel listrik, instalasi pipa air bersih dan air limbah, instalasi pipa gas, atau sekadar melakukan pemeliharaan jaringan utilitas dan perpipaan yang sudah ada.
Sebagai contoh, teknologi trenchless telah diaplikasikan pada beberapa proyek Kementerian PUPR di antaranya pembangunan Bendungan Jatigede, Sudetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, terowongan Jalan Tol Cisumdawu, danDenpasar Sewerage Development Project.
"Sebenarnya kalau kita melihat sudah ada yang mulai 2015. Paling banyak di wilayah gas dan minyak dan saat ini sudah banyak juga kota-kota di Indonesia yang menggunakan sistem trenchless ini untuk air limbah air minum dan ke depan semakin banyak juga yang menggunakan," kata Syarif menjawab pertanyaan Bisnis, pekan lalu.
Teknologi ini juga digadang-gadang dapat diterapkan di daerah karena mudah dan murah. Siapapun dapat menggunakan metode unggulan ini.
Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Ruslan Rivai menyatakan bahwa stakeholder sektor konstruksi lokal dan internasional perlu mempertimbangkan metode yang lebih efisien.
"Inovasi ini memberikan dampak positif bagi kemajuan industri konstruksi di Indonesia pada masa kini dan mendatang," katanya.
Kehadiran teknologi trenchless ini mau tidak mau akan membawa perubahan pada struktur pasar kerja di sektor konstruksi, yang berarti mendorong adanya peluang posisi kerja baru.
Agar semua pihak dapat mengambil keuntungan dari hal tersebut, maka harus ada kolaborasi seperti kerja sama antara pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, penguatan institusi pendidikan melalui harmonisasi kurikulum yang sudah mengantisipasi kehadiran teknologi konstruksi terkini.