Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Perlu Amankan Harga Cabai di Tingkat Petani

Pelaku industri cabai menilai pemerintah perlu melakukan pengamanan di tingkat petani guna menekan tingginya harga komoditas hortikultura tersebut.
Petani memanen cabai di persawahan Desa Terkesi, Grobogan, Jawa Tengah./ANTARA-Yusuf Nugroho
Petani memanen cabai di persawahan Desa Terkesi, Grobogan, Jawa Tengah./ANTARA-Yusuf Nugroho

Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri cabai menilai pemerintah perlu melakukan pengamanan di tingkat petani guna menekan tingginya harga komoditas hortikultura tersebut.

Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmodjo mengatakan  naiknya harga cabai di pasaran disebabkan oleh jatuhnya harga di tingkat petani sejak Mei 2018—Juni 2019. Hal tersebut membuat para petani cabai lebih memilih untuk menanam komoditas hortikultura lainnya seperti daun bawang.

“Harga jual cabai di tingkat petani itu kisaran Rp1.500 per kg sampai Rp10.000 per kg. Karena harga jual cabai di tingkat petani jatuh, akhirnya petani tidak merawat tanaman cabai mereka. Jadi, ketika harga cabai itu naik, di tingkat petani enggak,” kata Tunov kepada Bisnis, Senin (15/7).

Oleh karena itu, Tunov menilai pemerintah perlu melakukan kajian mendalam untuk menerbitkan kebijakan pengamanan harga cabai di tingkat petani. Contohnya, dengan melakukan penyerapan cabai oleh Badan Urusan Logistik (Bulog) yang selama ini belum dilakukan.

“Sama seperti pengamanan harga untuk komoditas pangan seperti beras dan jagung, Harga beras dan jagung itu stabil karena ada jaminan harga oleh Bulog. Jadi, ketika harga jatuh, petani mau setor beras atau jagung ke Bulog sudah ada jaminan harganya,” lanjutnya.

Selain itu, faktor cuaca ekstrem juga dinilai menjadi salah satu penyebab tingginya harga cabai di pasaran. Pasalnya, cuaca ekstrem berdampak pada turunnya produksi cabai Indonesia.

Menurut hasil analisis data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia sedang menghadapi musim kemarau panjang yang akan berlangsung hingga pertengahan Oktober 2019.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper