Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Logistik Indonesia menilai pentingnya membangun sistem logistik dengan perencanaan matang dalam rangka mendukung peningkatan kinerja ekspor Indonesia.
Wakil Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto menuturkan selama ini logistik diatur dan direncanakan melalui Peraturan Presiden No.26/2012 tentang Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Dia mengingatkan akan pentingnya pemerintah dan para pemangku kepentingan fokus dengan perencanaan yang sudah ada.
“Ini butuh visi dari pimpinan negara yang kuat, tidak boleh dipengaruhi bisnis grup besar yang akan terancam. Kita terlalu demokratis, bisnis punya kepentingan politik dan melindungi bisnis masuk ke politik,” ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (11/7/2019).
Pada era teknologi, menurutnya, sudah waktunya internet dimanfaatkan untuk mengambil alih dan meningkatkan kinerja tidak hanya ekspor dan rantai pasok tetapi ekonomi secara keseluruhan.
Di sisi lain, dia masih melihat pemerintah kurang mendukung perkembangan rantai pasok (supply chain).
“Bagaimana bisa bagus ketika Pelabuhan Tanjung Priok setiap kali macet, yang membuat orang susah ekspor barang, karena keberadaan kontainer di situ membuat macet,” paparnya.
Dia juga menilai angkutan peti kemas dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok memiliki biaya tinggi dan ritase hanya 1 kali. “Di negara lain sehari ritasenya dua kali,” terangnya.