Bisnis.com, JAKARTA – Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia terpilih Destry Damayanti mengatakan dirinya ingin mewujudkan BI sebagai bank sentral yang adaptif dan inovatif.
Seperti diketahui, Destry terpilih secara aklamasi sebagai Deputi Gubernur Senior BI dalam rapat tertutup Komisi XI DPR RI hari ini, Kamis (11/7/2019).
Dengan berkembangnya teknologi informasi yang diikuti dengan digital economy dan fintech, BI harus siap menghadapi tantangan perkembangan zaman tersebut.
“Kalau kita tidak punya regulasi yang tepat [atas digital economy dan fintech], itu bisa membahayakan perekonomian,” kata Destry.
Dalam hal ini, dibutuhkan sinergi antara BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kementerian terkait, serta mitra strategis agar digital economy dan fintech bisa berkembang dengan jiwa nasionalisme.
“Jadi jangan sampai industrinya berkembang tapi malah menggerogoti negara kita, kita harus tumbuh bersama-sama,” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, perlindungan konsumen sangat penting di tengah perkembangan teknologi yang begitu cepat. Apabila terganggu, Destry mengatakan tidak hanya perekonomian saja yang terdampak, tapi juga sosial dan politik.
Destry memandang tantangan BI ke depan sangat luar biasa. Kemajuan teknologi tentunya meningkatkan financial inclusion terutama untuk masyarakat kelas bawah.
“Tantangannya ke depan pertama dari sisi pembayaran sudah beralih dari tunai ke non-tunai, pelakunya dari bank menjadi non-bank. Ini bagaimana kebijakannya? Apa yang perlu dilakukan?,” ungkap Destry menceritakan visi dan misinya ke depan.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, para ekonom menyambut baik terpilihnya Destry dan diharap menjadi solusi atas persoalan di sektor keuangan.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Puspa Ghani Talattov mengatakan terpilihnya Destry diharap dapat memperkuat kebijakan moneter.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David E. Sumual mengatakan dalam lima tahun kedepan dunia perbankan akan lebih dinamis mengingat adanya perkembangan teknologi informasi.
“Jadi transaksi bukan hanya tunai dan non tunai dan non bank. Ini inovasi bisa kita terus cermati dan didorong,” kata David.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Piter Abdullah bergarap kehadiran Destry mempu menjaga stabilitas rupiah.
Untuk diketahui, Destry meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia dan Master of Science dari Cornell University, New York, Amerika Serikat.
Destry memulai karir si beberapa tempat, antara lain Senior Economic Adviser untuk Duta Besar Inggris untuk Indonesia pada 2000-2003, peneliti dan pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 2005-2006, Kepala Ekonom Mandiri Sekuritas pada 2005-2011, Kepala Ekonom Bank Mandiri mulai 2011-2015, Ketua Satuan Tugas Ekonomi Kementerian BUMN pada 2014-2015.
Destry juga pernah menjabat sebagai Direktur Eksekutif di Mandiri Institute dan Ketua Panitia Seleksi Pimpinan KPK.
Dia pun diangkat menjadi Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 24 September 2015 berdasarkan Keputusan Presiden No. 158/M Tahun 2015 tanggal 21 September 2015 lalu.