Bisnis.com, JAKARTA – Aturan zonasi sekolah yang baru-baru ini digencarkan pemerintah memicu sejumlah kontroversi di masyarakat. Padahal, masyarakat sendiri belum memprioritaskan memilih membeli rumah di dekat sekolah sejak awal.
Head of Research Savills Indonesia Anton Sitorus mengatakan bahwa aturan zonasi sekolah sebenarnya sudah lama, tapi memang baru digencarkan tahun ini. Selama ini, pertimbangan utama masyarakat dalam membeli rumah adalah jarak antara kantor orang tua dengan rumah dan bukan jarak antara sekolah anak dengan rumah.
Dengan diterapkannya aturan ini, pengembang properti bisa bekerja sama dengan sekolah atau yayasan yang berpotensi menjadi favorit masyarakat. Misalnya untuk pengembangan skala kota baru, seperti Summarecon, perusahaan tersebut mengundang sekolah untuk membuka fasilitas di sana.
“Untuk dekat sekolah memang untuk sebagian orang jadi pertimbangan, misalnya kalau anaknya sudah sekolah. Kan artinya keluarganya sudah cukup mature, jadi mungkin huniannya sifatnya sudah rumah kedua, bukan orang yang baru mikir mau beli rumah pertama,” paparnya seperti dikutip Bisnis, Selasa (9/7/2019).
Anton melanjutkan keberadaan sekolah yang dekat dengan hunian tentu lebih menguntungkan, meskipun tidak berpengaruh besar terhadap harga jika dibandingkan dengan hunian yang jauh dari sekolah. Dia menerangkan penentu harga tetaplah supply demand di daerah terkait, yang dipengaruhi oleh lokasi rumah, misalnya berada di pinggir jalan atau masuk gang.
Pengembangan properti dengan menggandeng sekolah antara lain telah dilakukan oleh PT Ciputra Residence, yang menggandeng sekolah Mutiara Bangsa dan Muslim Cendekia Islamic School untuk dibangun di Citra Maja Raya.
Baca Juga
Marketing Director Ciputra Residence Yance Onggo mengungkapkan untuk memenuhi kebutuhan dekat dengan sekolah, Citra Maja Raya memutuskan bekerja sama dengan beberapa sekolah, meskipun memang bukan sekolah negeri.
“Pengadaan sekolah ini bisa jadi alternatif bagi penghuni di Citra Maja Raya yang menginginkan adanya sekolah. Selain itu, pembangunan sekolah juga kan menjadi bentuk antisipasi pengembang, bahwa kami tidak hanya membangun hunian tapi ada juga fasilitas yang memadai,” terangnya.
Selain itu, keberadaan sekolah juga menjadi daya tarik bagi konsumen dan calon konsumen untuk segera menghuni, terutama bagi konsumen yang memang sudah waktunya menyekolahkan anak-anaknya.
“Kalau tidak ada sekolah yang dekat nanti sudah pindah ke sini anaknya sekolah di mana?” tambah Yance.
Dua sekolah yang dibangun di Citra Maja Raya rencananya akan beroperasi pada 2019 dan 2020. Ciputra Residence memandang kehadiran sekolah merupakan investasi jangka panjang untuk pengembangan skala kota.