Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak enam pembangkit listrik yang menjadi bagian dari proyek 35.000 megawatt (MW) diproyeksikan mulai beroperasi secara komersial (commercial operation date/COD) pada tahun ini.
Pembangkit tersebut didominasi oleh pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dengan jumlah 3 unit, yakni PLTU Kalsel dengan kapasitas 100 MW, PLTU Jawa 7 berkapasitas 1000 MW, dan PLTU Jawa 8 (Cilacap ekspansi) 1.000 MW.
Adapun 3 pembangkit lainnya terdiri dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Air Putih berkapasitas 21 MW, pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) Sukawinatan berkapasitas 0,5 MW, dan pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) Maumere berkapasitas 40 MW.
Sebanyak 5 unit dibangun oleh produsen listrik swasta (independent power producer/IPP) dan hanya 1 unit, yakni PLTMG Maumere yang menjadi proyek PT PLN (Persero). "Total kapasitas dari 6 pembangkit tersebut sebesar 2.161,5 MW," tutur Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana, Rabu (3/7/2019).
Sementara itu, sampai dengan 15 Juni 2019, proyek yang COD baru sekitar 3.617 MW atau 10% saja. Mayoritas masih berada dalam tahap konstruksi sebesar 20.119 MW atau 57%.
Meskipun realisasi COD masih rendah, total proyek yang telah menyelesaikan perjanjian jual beli tenaga listrik (power purchase agreement/PPA) sudah mencapai 33.251 MW atau 93,83%. Hanya tersisa 2.187 MW yang belum meneken PPA.