Bisnis.ocm, JAKARTA - Bank sentral menegaskan faktor kondisi politik di dalam negeri tidak menjadi faktor dominan yang mempengaruhi pelemahan rupiah.
Rupiah, pada Rabu (22/05/2019) pukul 11:43 WIB, tercatat melemah ke kisaran Rp14.515 per dolar AS dari posisi pembukaan pagi tadi Rp14.488 per dolar AS.
Kepala Departmen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengungkapkan, tekanan pada pembukaan sejauh ini disebabkan oleh genuine demand atau permintaan domestik akan dolar AS untuk kepentingan impor, repatriasi, dan dividen.
"Kami mengupayakan berada di pasar," tegas Nanang dalam pesan singkat kepada Bisnis.com, Rabu (22/05/2019).
Sementara itu, Kepala Ekonom PT Trimegah Securities Fakhrul Fulvian menuturkan, tekanan terhadap rupiah tidak dipengaruhi oleh kondisi politik saat ini.
Terkait dengan posisi NDF offshore rupiah enam bulan yang tembus hingga kisaran Rp15.000 per dolar AS, dia melihat sebagai hal yang wajar. "Yang 6 bulan memang spread lebar," ujar Fakhrul.
Baca Juga
Dia memperkirakan rupiah minggu ini akan diperdagangkan di rentang level Rp14.450-14.560 terhadap dolar AS.