Bisnis.com, JAKARTA – Transaksi properti komersial di Asia awal tahun ini memburuk, tetapi hal itu tak terjadi di Singapura.
Transaksi properti komersial di Singapura mengalami lonjakan hingga 72 persen secara year-on-year (yoy) menjadi US$1,9 miliar pada kuartal I/2019, terdorong oleh transaksi dari ruang kantor, ritel, dan sektor industri.
Berdasarkan riset Real Capital Analytics Inc. (RCA) di New York, transaksi terbanyak terjadi di sektor perkantoran karena investor rencananya ingin mengunci harga sebelum naik lebih tinggi.
Adapun, berdasarkan riset Jones Lang LaSalle (JLL), sewa kantor di Singapura melambung ke level tertinggi selama 10 tahun pada kuartal ppertama tahun ini di tengah tingginya jumlah pasok yang masuk ke pasaran dan permintaan yang mengalami lonjakan dari perusahaan pinjaman dana.
Sewa kantor diperkirakan akan mengalami kenaikan sekitar 10 persen pada 2019, mengikuti lonjakan sebanyak 12,4 persen seperti pada tahun lalu.
Lima pembeli properti komersial di Singapura andalah Gaw Capital, Hong Kong Bouwinvest, Netherland CPP Investment Board, Canada LaSalle, dan U.S. Logos Property Services dari Australia.
Baca Juga
Selanjutnya, total volume investasi di seluruh Asia Pasifik anjlok 36 persen secara yoy. Perekonomian China yang melambat karena perang dagang dengan Amerika Serikat dan penurunan permintaan global untuk produk konsumsi, sehingga menyusutkan volume transaksi.
Turunnya aktivitas per wilayah di seluruh Asia Pasifik pada awal 2019 diprediksi akan berbalik arah dan berubah karena suku bunga global yang rendah kemungkinan bisa memacu transaksi. RCA mencatat, jumlah transaksi yang tertunda sangat tinggi di pasar seperti Hong Kong, India dan China.