Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yuan Melemah, Investor Pilih Obligasi Berdenominasi Dolar AS

Obligasi berdenominasi dolar AS yang diterbitkan oleh China dinilai lebih menarik minat investor dibandingkan obligasi berdenominasi yuan.
Karyawan memegang mata uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Kamis (8/11/2017)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan memegang mata uang dolar AS di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Kamis (8/11/2017)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Obligasi berdenominasi dolar AS yang diterbitkan oleh China dinilai lebih menarik minat investor dibandingkan obligasi berdenominasi yuan.

Pasalnya, mata uang China itu terus melemah sehingga tidak sedikit investor yang memutuskan untuk angkat kaki sementara waktu dari negara tersebut.

Paul Sandhu, Kepala Solusi Kuantitatif multi-aset BNP Paribas Asset Management untuk Asia-Pasifik mengatakan, selain obligasi berdenominasi dolar AS yang diterbitkan China investor juga lebih memilih surat utang dari pasar ekonomi negara berkembang.

"Premi masuk ke obligasi China dibandingkan dengan mendapatkan hard currency dari luar China tidak cukup untuk menghadapi risiko, misalnya depresiasi mata uang," kata Sandhu dikutip dari Bloomberg, Selasa (21/5/2019).

Tuan Huynh, Kepala Investasi Deutsche Bank Wealth untuk kawasan Asia Pasifik yang menyambut baik reli saham China akhir tahun lalu, memilih untuk tidak begitu agresif pada saat ini.

"Dalam jangka pendek kita lebih suka lebih berhati-hati," katanya.

Sementara itu, data yang dikumpulkan oleh ChinaBond menunjukkan bahwa investor asing telah melakukan penjualan saham yang terdaftar di mainland China pada laju tercepat, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan investasi yang masuk.

Menurut estimasi ChinaBond, dana mengalir per bulan secara rata-rata hanya mencapai 6,8 miliar yuan atau sekitar US$984 juta, dari rata-rata 44,4 miliar yuan pada tahun lalu.

Yuan offshore turun sekitar 2,8 persen terhadap dolar AS sepanjang bulan ini dan investor terus memperdebatkan apakah yuan akan terus melemah melampaui 7 yuan per dolar AS untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper