Bisnis.com, JAKARTA - Aset berdenominasi yuan mulai ditinggalkan investor asing di pasar modal China sejalan dengan pelemahan mata uang tersebut.
Data yang dikumpulkan oleh ChinaBond menunjukkan bahwa investor asing telah melakukan penjualan saham yang terdaftar di mainland China pada laju tercepat, bahkan lebih tinggi dibandingkan dengan investasi yang masuk.
Menurut estimasi ChinaBond, dana mengalir per bulan secara rata-rata hanya mencapai 6,8 miliar yuan atau setara dengan US$984 juta, dari rata-rata 44,4 miliar yuan pada tahun lalu.
Nader Naeimi yang berbasis di Sydney mulai menjual investasi berbentuk ekuitas atau saham di China sejak April. Dia tidak akan kembali berinvestasi di negeri bambu sampai data ekonomi membaik secara signifikan atau pemerintah mengumumkan stimulus fiskal yang besar.
"Masih ada opsi lain untuk berinvestasi di luar China. Saya sudah dua tahun berturut-turut melihat kondisi ini, dimana saham bermula dengan penjualan yang baik untuk kemudian merugi secara besar-besaran," ujarnya seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (21/5/2019).
Menurut Naemi, yang mengawasi dana senilai US$1 miliar di AMP Capital Investors Ltd. Australia, para investor asing saat ini tengah mengamati kembali kekalahan pasar tahun lalu.
Baca Juga
Yuan offshore menurun sekitar 2,8 persen terhadap dolar AS sepanjang bulan ini dan investor terus memperdebatkan apakah yuan akan terus melemah melampaui 7 yuan per dolar AS untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan.
Menurut Citigroup Inc., jika pelemahan lebih lanjut terjadi, konsekuensinya adalah ketidakstabilan keuangan hingga memburuknya neraca pembayaran China serta menggagalkan upaya Beijing untuk membuka pasar modalnya kepada dunia.
"Investor harus berhati-hati tentang arus modal keluar mengingat ekspektasi yuan akan jatuh lebih dalam," tulis Jianghai Securities dalam sebuah catatan.
Sementara skenario risk-off China berhasil memicu rebound utang pemerintah sejak April, arus dana asing ke pasar obligasi Beijing masih jauh dari harapan.
Bulan lalu, pembelian surat utang China oleh investor luar negeri hanya mencapai US$2,7 miliar bahkan ketika utang negara dimasukkan dalam indeks global utama untuk pertama kalinya.
Arus dana masuk perlu meningkat secara signifikan untuk mencapai perkiraan Societe Generale SA, bank ritel asal Prancis yang beroperasi di China, sebanyak US$100 miliar dalam 12 bulan setelah inklusi.
Yuan offshore naik 0,07persen menjadi 6,9351 per dolar pada pukul 14:48 waktu Hong Kong. Sementara itu, Shanghai Composite Index bertambah 1,2 persen.