Bisnis.com, JAKARTA- Masyarakat Transportasi Indonesia atau MTI meminta pemerintah untuk menjamin keamanan k pemudik yang menggunakan Tol Trans Sumatera., terutama ruas tol Bakauheni-Terbanggi Besar-Pematang Panggang- Kayu Agung-Palembang.
Pengamat MTI Djoko Setijowarno mengungkapkan masyarakat awam yang sering melintasi jaringan non tol Lintas Timur Sumatera sudah paham daerah mana saja yang cukup rawan tindakan kejahatan.
“Jangan sampai tindakan kejahatan tersebut beralih ke jalan tol yang sudah beroperasi sebagian,” ungkapnya, Senin (20/5/2019).
Musim mudik lebaran 2019, selain terhubung Tol Trans Jawa, di Sumatera juga beroperasi sebagian Tol Trans Sumatra. Adapun ruas tol yang beroperasi berada di Sumatera Utara, Sumatra Selatan dan Lampung.
Di Sumatra Utara ada 115,27 km yang terdiri dari ruas Tol Medan-Binjai 10,46 km, Medan-Kualanamu - Tebing Tinggi 62,11 km, Belawan - Medan - Tanjung Morawa 42,7 km.
Untuk Sumatra Selatan ada ruas Tol Palembang-Indralaya 21,93 km, Kayu Agung - Palembang 40 km (belum operasi) dan Pematang Panggang - Kayu Agung 87 km (belum operasi) .
Baca Juga
Di Provinsi Lampung ada ruas Tol Bakauheni -Bandar Lampung - Terbanggi Besar 139,93 km dan Terbanggi Besar - Pematang Panggang 99,1 km (belum beroperasi).
Djoko menilai keberadaan Tol Trans Sumatera ini sangat membantu mempersingkat waktu perjalanan. Bakauheni-Bandar Lampung hanya butuh waktu 45 menit. Bila menggunakan jalan non tol Lintas Timur Sumatera bisa 2 jam hingga 2,5 jam.
Demikian pula jika sudah terhubung ke Palembang (366,03 km dari Bakauheni) hanya memerlukan sekitar 4 jam. Jika memakai jalan lintas Timur bisa 10-12 jam. Menyingkat waktu 70%.
Saat ini baru satu tempat istirahat atau rest area yang bisa terbangun, yakni di Km 215 antara ruas Terbanggi Besar - Pematang Panggang. Rest area tersebut berada di sisi timur jalan tol. Sementara rest area yang lain baru berupa area parkir kendaraan dan akses jalan keluar masuk. Terbangun juga masjid yang cukup luas.
Tempat berjualan masih dilayani oleh warga setempat dalam bentuk warung tenda biru.
Fasilitas lain di rest area sementara, seperti mushola kontainer, SPBU modular, toilet portable sudah disediakan.
Tol operasional saat mudik dari Bakauheni hingga Terbanggi Besar sejauh 139,93 km. Sedangkan ruas Tol Terbanggi Besar - Pematang Panggang 99,1 km, Tol Pematang Panggang - Kayu Agung 99,1 km dan Kayu Agung - Palembang 40 km hanya tol fungsional.
Masih ada yang berupa jalan tanah sepanjang kurang lebih 200 m - 300 m terletak di Interchange Kayu Agung yang belum selesai dikerjakan.
“Ada potensi kepadatan lalu lintas berada di GT Lematang, IC Pematang Panggang dan IC Palembang,” terang Djoko.
Keberadaan tol ini, bagi pengemudi truk sungguh membantu menpercepat tiba di tujuan. Kenyamanan dan keamanan adalah harapan pengemudi truk barang. Tarif tol yang murah juga yang diinginkan mereka.
Untuk memberikan jaminan aman bagi pengguna tol ini adalah mengedukasi pengguna tol untul mencatat nomor _call centre_ atau pusat penggilan yang terpampang di sepanjang tol tersebut.
Selain itu, selama musim mudik dan balik, di setiap GT ditempatkan minimal dua orang bersenjata dari kesatuan Brimob, TNI AL (Marinir) atau TNI AD.
“Seharusnya memang demikian, di beberapa titik yang dianggap rawan kriminal ditempatkan penembak jitu. Dengan adanya aparat keamanan ada jaminan rasa aman bagi pemudik,” tukas Djoko.