Bisnis.com, MEDAN - PT Mark Dynamics Indonesia, manufaktur cetakan sarung tangan (hand former) tengah membangun pabrik baru di Jalan Utama Desa Dalu X-A Kecamatan Tanjungmorawa, Deliserdang, sejalan dengan semakin banyaknya permintaan cetakan sarung tangan itu di pasar internasional, seperti Malaysia dan RRT.
"Bisnis perusahaan masih sangat potensial sejalan dengan permintaan atau kebutuhan dunia atas sarung tangan terus meningkat," ujar Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia, Tbk. Ridwan Goh, seperti dikutip Antara, Rabu (15/5/2019).
Sebelumnya, Ridwan Goh mengungkapkan bahwa permintaan sarung tangan karet global konsisten meningkat di kisaran 8% - 10% per tahun. Sarung tangan karet dibutuhkan sektor industri, kesehatan, farmasi, makanan dan minuman, elektronik dan rumah tangga.
Dia memperkirakan konsumsi sarung tangan karet pada 2019 secara global bakal menyentuh 300 miliar unit, dengan nilai pasar mencapai US$4,8 miliar atau sekira Rp67,87 triliun. “Perseroan akan mengambil peran penting dalam pertumbuhan pasar yang menjanjikan pada produk sarung tangan karet,” ujarnya.
TUMBUH BAGUS
Seiring dengan pertumbuhan pasar, Mark Dynamics Indonesia pada 2018 meraih laba bersih Rp81, 9 miliar dengan 32 persen dari laba itu atau sebesar Rp26,2 miliar dibagikan kepada 3.800.000.310 saham. "Kinerja perusahaan di 2018 memang bertumbuh bagus dimana laba komprehensif naik 67,09 persen," ujar Ridwan Goh.
Laba komprehensif industri manufaktur cetakan sarung tangan berbahan dasar keramik di Sumut itu pada 2018 mencapai Rp82,29 miliar. Adapun pada 2017 sebesar Rp49,25 miliar. Salah satu pendorong kenaikan laba adalah keberhasilan manajemen menjaga dan menekan tingkat biaya hingga tetap dan semakin rendah.
"Dalam RUPS [rapat umum pemegang saham] yang dilakukan, Selasa (14/5) malam, laporan 2018 termasuk pembagian deviden sudah disetujui," ujar Ridwan Goh .
Dia menegaskan, pembagian deviden itu sebagai apresiasi perusahaan kepada seluruh pemegang saham. "Manajemen berkomitmen untuk memberikan nilai tambah pemegang saham antara lain dengan mengusulkan dividen tunai setiap tahunnya dan harapannya lebih besar sehingga kinerja juga harus terus ditingkatkan," ujarnya.
Pada triwulan I 2019, perusahaan itu sudah berhasil meningkatkan pendapatan usaha hingga 12,22 persen dari.periode sama 2018 atau Rp88,06 miliar. Dengan pendapatan yang meningkat, maka laba di triwulan 2019 juga naik 26,48 persen dari periode sama 2018
Laba komprehensif di triwulan I 2019 mencapai Rp23 miliar dari periode sama 2018 yang masih Rp18,19 miliar. "Dengan keberhasilan kinerja di triwulan I yang cukup bagus, maka manajemen meyakini sepanjang 2019, kinerja perusahaan semakin baik," katanya.