Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mentan Amran Sulaiman Masih Pede Bisa Swasembada Bawang Putih

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim bisa mencapai target swasembada bawang putih kendati target itu sudah mundur sampai 2021.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Perlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan paparan pada rapat kerja dengan Komisi IV DPR di Kompleks Perlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim bisa mencapai target swasembada bawang putih kendati target itu sudah mundur sampai 2021.

Amran mengataman tidak sulit untuk bisa swasembada mengingat potensi lahan yang dimiliki 600.000 hektare di 110 kab/kota sebagai perluasan areal tanam baru (PATB). Menurutnya pemerintah hanya butuh 60.000 hektare untuk bisa memenuhi kebutuhan bawang putih nasional.

"Pemerintah terus berupaya memperluas areal tanam komoditas bawang putih untuk mengejar target swasembada. Importir bawang putih yang telah mendapatkan rekomendasi impor wajib tanam 5% dari total penganjuran rekomendasi impornya," katanya pada Rabu (15/5).

Atas perhitungan Kementan setidaknya dibutuhkan lahan seluas 73 ribu hektare untuk mencapai swasembada bawang putih yang terdiri dari 60.000 hektare untuk bawang konsumsi dan 13.000 hektare sisanya ditujukan untuk produksi benih.

Adapun pada 2019 rencananya luas tanam dipatok mencapai 20.000-30.000 hektare. Selain itu hasil panen akan digunakan sebagai benih yang akan direplikasi kelahan-lahan potensial.

Selain itu, Amran memastikan pihaknya akan menindak tegas siapapun yang mempermainkan pangan rakyat.

“Saya pastikan akan blacklist importir yang tidak serius mendukung program ini. Sudah ada 56 perusahaan yang kami blacklist dan tidak lagi bisa mengimpor bawang”, tegasnya. Amran pun meminta Satgas Pangan Polri untuk melakukan penindakan apabila mereka terindikasi melakukan Kartel Pangan dan mempermainkan stok di masyarakat. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper