Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Buwas : Serahkan Bantuan Beras ke Bulog, Mafia Bakal Bunuh Diri

Buwas berharap agar Presiden segera menerbitkan instruksi presiden (Inpres) tentang penetapan Bulog sebagai penyalur tunggal beras untuk program BPNT.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Kepala Bulog Budi Waseso (kanan) menunjukkan beras kemasan Bulog saat mengecek stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Kepala Bulog Budi Waseso (kanan) menunjukkan beras kemasan Bulog saat mengecek stok beras di Kompleks Pergudangan Bulog, Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Perum Bulog (Persero) mengklaim mafia beras di Indonesia bakal rontok dengan sendirinya jika pemerintah memberikan Bulog kewenangan penuh sebagai penyalur beras untuk program bantuan pangan nontunai (BPNT).

"Mafia beras yang selama ini merusak tatanan perberasan saya pastikan rontok. Saya janjikan itu, asalkan Bulog diberi kewenangan penuh menyalurkan beras dalam program BPNT, Kartu Sembako serta beras untuk PNS, TNI dan Polri," tegas Dirut Perum Bulog Budi Waseso, saat acara buka puasa bersama pimpinan media massa di kantor Bulog, Selasa (14/5/2019).

Selama ini, katanya, penyaluran beras dalam program BPNT juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di luar Bulog. Padahal, perusahaan-perusahaan swasta tersebut memperoleh pasokan beras dari Bulog.

Budi Waseso yang biasa disapa Buwas menegaskan apabila penyaluran beras dalam program BPNT, Kartu Sembako, serta beras untuk PNS, TNI dan Polri, sepenuhnya diserahkan kepada Bulog,  mafia perberasan akan kehilangan pasar.

"Sudah pasti mereka (mafia) akan rontok dengan sendirinya. Mungkin banyak mafia beras yang bunuh diri."

Dia berharap agar Presiden segera menerbitkan instruksi presiden (Inpres) tentang penetapan Bulog sebagai penyalur tunggal beras untuk program BPNT. "Inpres ini adalah kuncinya."

Ketika ditanya soal kualitas beras Bulog yang dinilai sangat buruk, Buwas dengan tegas menjawab," Itu dulu. Sekarang Bulog sudah memproduksi beras kualitas premium plus, bahkan dengan tingkat broken 0%. Jadi, soal kualitas, Anda jangan ngeledek."

Dia juga menepis persepsi sejumlah pihak yang berdalih bahwa menyerahkan penyaluran beras BPNT kepada Bulog sama saja melanggengkan praktik monopoli di sektor perberasan.

"Dalam UU Antimonopoli tidak masalah ada monopoli jika itu memang penugasan dari negara. Dan sudah selayaknya urusan bahan pangan pokok kekendalikan oleh negara, seperti di China," tandasnya.

Dia menengarai, pihak-pihak yang menolak rencana penyerahan penyaluran beras BPNT kepada Bulog semata-mata dilatarbelakangi motif rente.

"Dengan kondisi saat ini, banyak orang yang menikmati uang rente dari bisnis beras. Kalau penyaluran beras BPNT diserahkan kepada Bulog, mereka akan kehilangan pendapatan. Makanya mereka menentang rencana tersebut," katanya.

Buwas menambahkan Bulog siap memasok seluruh kebutuhan beras untuk program BPNT yang diperkirakan mencapai 150.000 ton per bulan.

"Dengan kebijakan itu, Bulog tidak akan ragu menyerap sebanyak mungkin gabah petani. Ujung-ujungnya petani akan lebih sejahtera. Percaya deh sama saya," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Chamdan Purwoko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper