Bisnis.com, JAKARTA — Penggunaan teknologi inovatif seperti kecerdasan buatan dan data analisis untuk meningkatkan pelayanan yang lebih dekat kepada konsumen, terbukti berhasil meningkatkan nilai merek (brand value) para peritel luring maupun daring.
Dalam laporan tahunan kedua BrandZTM Top 75 Most Valuable Global Retail Brands, proses humanisasi teknologi dalam bentuk kecerdasan buatan dan data analisis berhasil menciptakan pertumbuhan nilai merek 75 peritel peringkat teratas dunia hingga 33% atau tumbuh US$339 miliar secara year-on-year (yoy). Adapun pada tahun lalu, total nilai merek dari 75 merek paling atas dunia versi BrandZ mencapai US$1,4 triliun.
Amazon menyumbang hampir seperempat atau 23% dari total valuasi merek 75 peritel teratas dunia. Dalam hal ini Amazon yang menempati peringkat pertama sebagai pemilik merek paling bernilai di dunia, disebut berhasil untuk terus menemukan cara meningkatkan pengalaman berbelanja bagi pelanggan baru maupun lama.
Selain Amazon, terdapat pula raksasa dagang daring dari China yakni Alibaba yang juga memiliki kemampuan mengelola teknologi inovatif dalam proses penjualan. Dalam meningkatkan pengalaman berbelanja konsumennya, perusahaan tersebut menggandeng Starbucks untuk menempatkan gerainya di seluruh properti milik Alibaba.
Di sisi lain, Alibaba juga berhasil mereformasi model logistiknya untuk mempercepat pengiriman produknya ke konsumen. Alhasil, nilai merek Alibaba berhasil naik 48% secara yoy menjadi US$131 miliar atau melompati McDonald yang tahun sebelumya menempati posisi kedua.
“Kita memasuki era ketiga digitalisasi ritel yang memungkinkan ritel menjadi jauh lebih digital tetapi tampak lebih manusiawi dihadapan konsumen dengan berbagai rekayasa algoritma. Kenaikan Alibaba ke posisi nomor dua menjadi bukti bahwa pola penjualan daring dan luring bisa berjalan secara bersamaan dan beiririsan dengan baik,” kata David Roth, CEOThe Store WPP EMEA and Asia sekaligus Chairman dari BrandZ, seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (14/5/2019).
Baca Juga
Meskipun perusahaan sektor daring menjadi yang paling tinggi mengalami kenaikan nilai merek, sejumlah perusahaan luring juga berhasil meningkatkan nilai mereknya dengan menambah pengalaman berbelanja kepada para pelanggannya.
Nike dan Nordstom yang masing-masing menempati peringkat 5 dan 63 merek paling bernilai, disebut sebagai peritel yang mampu meluncurkan toko yang dirancang untuk memberikan kedekatan dengan merek mereka melalui interaksi yang lebih personal menggunakan teknologi.
“Akses terhadap data yang semakin tak terbatas melalui kecerdasan buatan, membuat para peritel mampu mengolah informasi mengenai konsumen mereka. Uniknya, para peritel mampu mengolah informasi itu untuk memberikan pelayanan yang lebih humanis ke pelanggan sehingga menawarkan pengalaman yang berharga serta menarik bagi pelanggan,” jelas Graham Staplehurst, Direktur Strategi Global BrandZ.