Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menghantam China dengan tarif baru. Kantor Perwakilan Dagang AS merilis daftar barang-barang China senilai sekitar US$300 miliar termasuk pakaian anak-anak, mainan, telepon seluler, dan laptop yang terancam dikenakan tarif 25 persen.
Para pejabat AS mengatakan seluruh tarif baru tidak akan berlaku hingga paling lambat akhir Juni.
Laporan setebal 140 halaman itu menjabarkan berbagai macam produk konsumen mulai dari pakaian, sepatu, penajam pensil, buku, seprai, dan mesin pemotong rumput.
Daftar ini juga mencakup produk segar, daging, arloji, pestisida, sepeda motor, kakao, susu formula, kembang api, benang, dot bayi, dan alat musik.
Perwakilan Dagang AS mengatakan bahwa tarif baru tidak akan berlaku untuk obat-obatan atau komoditas hasil bumi langka.
Matius Shay, Presiden dan CEO dari Federasi Ritel Nasional mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kenaikan tarif terbaru adalah pertaruhan yang terlalu besar bagi ekonomi AS.
Baca Juga
"Kami mendukung upaya pemerintah untuk memberikan perjanjian perdagangan yang bermakna yang meratakan lapangan kerja bagi bisnis dan pekerja AS. Tapi kebijakan ini adalah taruhan yang mahal," ujar Shay, seperti dikutip melalui Bloomberg, Selasa (14/5/2019).
Para ekonom telah memperingatkan bahwa tarif yang ada hanya akan merusak pertumbuhan ekonomi AS.
Mereka juga khawatir eskalasi tarif untuk mencakup semua perdagangan dari China dan tarif balasan Beijing yang terprovokasi akan menimbulkan kerusakan yang jauh lebih besar dan bahkan dapat mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
Departemen Keuangan China merilis wacana kenaikan tarif baru 25 persen yang akan berlaku untuk 2.493 produk AS, sementara produk lain dikenakan bea mulai dari 5 persen hingga 20 persen.
Tarif balasan China rencananya akan menargetkan kenaikan bea menjadi 25 persen pada produk mulai dari pesawat kecil, komputer, dan tekstil hingga bahan kimia, daging, gandum, anggur, dan LNG.
Beberapa suku cadang mobil untuk saat ini tetap dibebaskan dari kenaikan tarif balasan.
Adapun, impor mobil tidak terpengaruh, karena bea tambahan 25 persen yang disiapkan pada daftar terpisah ditangguhkan selama negosiasi sebagai tanda niat baik China terhadap AS.