Bisnis.com, JAKARTA – Penundaan dalam kesepakatan perdagangan Amerika Serikat (AS) dengan China diperkirakan memberikan dampak positif bagi Indonesia.
Bharat Joshi, Direktur Investasi di PT Aberdeen Standard Investments Indonesia, mengatakan penundaan tersebut akan menghambat pertumbuhan ekonomi AS dari dan membuka kemungkinan bagi Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.
“Skenario seperti itu kemungkinan menguntungkan untuk pasar saham dan obligasi di Indonesia,” ungkap Bharat, seperti dikutip Bloomberg.
Penundaan atau pembatalan kesepakatan perdagangan juga akan mencegah harga minyak naik dan ini menjadi pertanda baik bagi Indonesia karena akan membantu mempersempit defisit neraca berjalan.
Bharat melanjutkan, Investor global harus memperlakukan saham dan obligasi di Indonesia sebagai lindung nilai atas pelemahan dalam ekonomi global sebagai akibat dari perang perdagangan.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump secara dramatis meningkatkan tekanan kepada China untuk segera mencapai kesepakatan dagang dengan mengancam akan menaikkan tarif atas barang asal China senilai US$200 miliar pekan ini.
“Kesepakatan Perdagangan dengan China berlanjut, tetapi terlalu lambat, karena mereka berusaha untuk melakukan negosiasi ulang kembali. Tidak!" cuit Trump melalui akun Twitternya, seperti dikutip melalui Reuters, Senin (6/5/2019).
China merespon dengan mempertimbangkan menunda perjalanan oleh para negosiator perdagangan utamanya ke Washington pekan ini menyusul ancaman Trump tersebut.
"Risiko perang perdagangan yang penuh meningkat. Ancaman Trump mungkin menjadi bumerang karena China tidak akan mau bernegosiasi dengan pistol yang mengarah ke kepala mereka," ungkap Chua Hak Bin, ekonom senior di Maybank Kim Eng Research Pte.