Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Peringkat Kelima Negara Paling Terobsesi Properti

Singapura menempati posisi kelima sebagai negara dengan penduduk yang paling terobsesi pada properti.
Property di Singapura/Reuters
Property di Singapura/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA -- Singapura muncul sebagai negara kelima yang penduduknya paling terobsesi dengan properti.

Berdasarkan penelitian terbaru dari HSBC seperti dikutip dari PropertyGuru, warga negaranya menghabiskan lebih dari 3,2 jam per minggu untuk meneliti properti.

Survei menunjukkan bahwa Uni Emirat Arab adalah lokasi yang paling terobsesi dengan properti di dunia, dengan orang dewasa di sana menghabiskan 6,6 jam untuk riset properti seminggu.

Posisi itu diikuti Amerika Serikat (4,95 jam per minggu), Taiwan (4,54 jam), dan Meksiko (3,56 jam).

Inggris dan Australia menetap tempat ke-6 dan ke-7, dengan orang dewasa di sana masing-masing menghabiskan waktu untuk riset properti 2,65 dan 2,51 jam per minggu. 

Kanada dan Prancis mengikuti di posisi berikutnya, orang dewasa di negara-negara ini menghabiskan 2,08 jam dan 1,74 jam per minggu untuk riset properti.

Penelitian HSBC, yang mensurvei 11.932 orang dewasa berusia di atas 21 tahun, mencatat bahwa "budaya obsesi properti" di seluruh dunia, menunjukkan bahwa orang dewasa menghabiskan rata-rata 3,5 jam seminggu melakukan riset secara online, mencari informasi tentang rumah dan membaca majalah properti.

Secara keseluruhan, survei menemukan bahwa 6 persen responden adalah "pemburu rumah ekstrem yang menghabiskan lebih dari tujuh jam untuk melakukan riset properti per minggu.

Mayoritas pemburu rumah ekstrem percaya bahwa menghabiskan waktu berjam-jam untuk riset properti per minggu adalah menguntungkan, dengan 79 persen mengatakan mereka merasa "memegang kendali" sebagai pemilik rumah dan 74 persen merasa "santai" untuk memperoleh properti.

Sementara itu, 49 persen dari kelompok ini mengaku memeriksa nilai rumah mereka setiap bulan.

Survei tersebut juga mengungkapkan bahwa pemburu rumah yang ekstrem “lebih mungkin menunda tahap kehidupan yang penting” hanya untuk menyelamatkan “rumah yang cukup sempurna”. Sekitar 19 persen bersedia menunda memiliki anak agar mereka dapat membeli properti.

Namun, survei juga menunjukkan bahwa 38 persen responden mengakui bahwa keputusan pembelian properti mereka 'murni' berdasarkan kesan pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Putri Salsabila
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper