Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) menilai jumlah fasilitas plugging atau alat colok listrik di pelabuhan belum memadai sehingga perishable goods atau produk yang mudah rusak masih kerap dihadapkan pada persoalan serius.
Ketua Umum ARPI Hasanuddin Yasni mengatakan, fasilitas plugging untuk kontainer berpendingin (reefer container) kerap tidak ditemui di pelabuhan-pelabuhan pengumpul dan pengumpan.
Fasilitas plugging tersedia di pelabuhan-pelabuhan utama seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, dan Makassar, tetapi kadang tidak mencukupi saat musim puncak, seperti menjelang Lebaran dan akhir tahun.
"Dalam kondisi normal, mereka bisa tampung on time, dalam arti begitu kapal datang, reefer container diturunkan, dalam 2-3 hari, bisa pakai plug di darat. Namun, begitu peak season, kadang [waktu antre] bisa sampai tujuh hari," ujarnya seusai diskusi 'Cold Chain Infrastructure and Strategy', Selasa (30/4/2019).
Kondisi itu, sambung Hasanuddin, biasa terjadi di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, yang merupakani salah satu dari empat pintu masuk impor hortikultura. Di pelabuhan itu, dia memperkirakan terdapat sekitar 500 plug.
Ironisnya, di Pelabuhan Tanjung Priok, jumlah plug lebih banyak, misalnya di New Priok Container Terminal 1 (NPCT 1) yang mencapai 990, tetapi pelabuhan tersibuk di Indonesia itu tidak ditetapkan lagi sebagai pintu masuk impor hortikultura sejak 2012. Akibatnya, kata Hasanuddin, utilisasinya hanya 20%.
"Kalau menurut saya, dibuka lagilah kerannya [pintu masuk impor hortikultura] di Jakarta, karena sudah ada NPCT 1. Sudah ada fasilitas [di NPCT 1], tapi regulasinya belum berubah."
Sementara itu, Kasi Tatanan Pelabuhan Direktorat Kepelabuhanan Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Muhammad Huzer mengakui ketersediaan fasilitas plugging biasanya memadai di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola Pelindo.
"Kalau pelabuhan di luar pengelolaan Pelindo, yang kecil-kecil, saya belum bisa komentar," katanya seusai diskusi yang sama.
Berdasarkan data Kemenhub, terdapat 28 pelabuhan utama di Tanah Air yang melayani angkutan laut, 164 pelabuhan pengumpul, 166 pelabuhan pengumpan regional, dan 278 pelabuhan pengumpan lokal.