Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

FORUM BRF : Ketika Wapres JK Bicara soal Tenaga Kerja Asing di China

Wapres menyebutkan bahwa China telah mendirikan lembaga pendidikan politeknik di Morowali, Sulawesi Tengah.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) bertemu Presiden China Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Beijing, Kamis (25/4/2019)./ANTARA-M, Irfan Ilmie
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) bertemu Presiden China Xi Jinping di Balai Agung Rakyat, Beijing, Kamis (25/4/2019)./ANTARA-M, Irfan Ilmie

Bisnis.com, BEIJING - Indonesia menekankan status hak milik proyek dan keberadaan tenaga kerja asing dalam kerangka Kerja Sama Forum Internasional Sabuk dan Jalan (Belt and Road Forum - BRF) yang diprakarsai oleh Presiden China Xi Jinping.

Menurutnya, tenaga kerja asing asal China harus berdasarkan nilai dan bentuk investasi. "Ownership dan tenaga kerja asing jadi concern kita di sini," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla di Beijing, Kamis (25/4/2019) malam.

Dia mengatakan bahwa pekerja asing di Indonesia itu lebih kurang 100.000, sedangkan pekerja Indonesia di Malaysia saja 1,5 juta orang. "Jadi pekerja asing di Indonesia jauh lebih sedikit daripada pekerja Indonesia yang kerja di luar negeri," ujarnya sebelum menghadiri pembukaan Konferensi BRF II itu.

Kemudian, Wapres menyebutkan bahwa China telah mendirikan lembaga pendidikan politeknik di Morowali, Sulawesi Tengah.

"Mereka bikin politeknik sehingga makin lama makin berkurang ini (pekerja asing). Kan mereka menyadari kalau orang Indonesia pintar toh, gampang, tidak ada masalah sosial, dan lebih murah tentunya dibandingkan didatangkan dari luar lagi," ujarnya.

Wapres menegaskan bahwa lembaga pendidikan vokasi di Morowali itu bukan lembaga pendidikan bahasa Mandarin karena bisa membutuhkan waktu yang lama untuk menciptakan tenaga siap kerja.

"Justru mereka yang harus belajar Bahasa Indonesia, karena kalau bahasa Mandarin tamatannya bisa lama, baru ada tenaga kerjanya," ujarnya.

Kecuali untuk level manager yang menurut Kalla harus dibekali pelajaran bahasa Mandarin. Di depan Wapres, para pengusaha China mengatakan bahwa 88% sampai 90% pekerjanya di Indonesia merupakan masyarakat lokal.

Kemudian Kalla mencontohkan investor Jepang pada awal-awal masuk di Indonesia. "Itu berlaku di mana-mana. Pada saat Toyota mulai masuk di sini contohnya, di assembly mobil itu lebih dari 100 orang Jepang pekerjanya. Sekarang tinggal dua saja. Memang agak tinggi, tapi pasti akan turun," kata Wapres berlatar belakang pengusaha itu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper