Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memiliki cara untuk memobilisasi dana Sustainable Development Goals (SDGs) atau dengan aksi filantropi.
Langkah paling awal yakni dengan skema blended finance atau skema keuangan. Skema ini merupakan campuran atau kombinasi antara dana dari pemerintah, dana publik, swasta, hingga filantropi yang disatukan dalam platform SDGs Indonesia One.
“Untuk mengimplementasikan ambisi SDGs dibutuhkan sekitar US$6 triliun. Oleh karena itu, kami menciptakan inisiatif skema keuangan campuran (blended finance scheme). Inisiatif ini berasal dari Kementerian Keuangan lewat Special Mission Vehicle (SMV) yaitu SDGs Indonesia One,” jelasnya dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Senin (15/4/2019).
Bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebut SDGs Indonesia One telah mengumpulkan dana US$2,46 miliar sejak terbentuk pada Pertemuan Tahunan International Monetary Fund - World Bank Group 2018 (IMF-WBG Annual Meetings 2018) yang lalu di Bali.
Dana yang terkumpul berasal dari lembaga pemerintah, bank pembangunan, bank komersial, dana perubahan iklim, investor ekuitas, perusahaan asuransi, serta filantrofis lokal dan internasional.
Kedua, Indonesia menerbitkan Sukuk sebagai salah satu instrumen pembiayaan syariah. Sebagai contoh, Menkeu menyebutkan Sukuk Wakalah Global yang merupakan Sukuk Hijau pertama di Indonesia dan Asia
Penerbitan Green Bond atau Sukuk Hijau merupakan salah satu komitmen Indonesia untuk SDGs terkait dengan isu perubahan iklim atau terkait isu lingkungan seperti energi terbarukan, transportasi berkelanjutan, pengelolaan limbah, dan bangunan hijau.
Pada 2019, Indonesia menerbitkan Sukuk Hijau senilai US$750 juta selain sukuk jenis lainnya sebesar US$1,25 miliar.