Bisnis.com, JAKARTA —Peningkatan pengguna kredit pemilikan rumah menjelang pemilihan umum diprediksi terus melaju.
Head of Marketing Rumah.com Ike Noorhayati Hamdan mengatakan bahwa pengguna kredit pemilikan rumah (KPR) adalah para pembeli rumah pertama yang memfungsikan rumah sebagai kebutuhan pokok sehingga adanya pemilu tidak akan menghentikan penjualan dengan kredit pemilikan rumah.
“Pengguna KPR rata-rata adalah para pembeli rumah pertama yang masuk dalam kategori milenial yang baru membeli rumah, pasar rumah untuk ditinggali tidak begitu terpengaruh oleh keadaan suku bunga dan lain-lain karena pembeli memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (4/4/2019).
Ike menuturkan bahwa pangsa pasar investasi properti yang berjalan stagnan dikarenakan adanya dampak ekonomi global sehingga preferensi harga yang diminati oleh pasar masih didominasi oleh permintaan di bawah Rp1 miliar.
Sementara itu, Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk. Theresia Rustandi menyatakan bahwa pengguna KPR dalam proyek Intiland dalam 3 tahun terakhir mengalami peningkatan.
Pada 2019, pengguna KPR dalam proyek perseroan mencapai 70 persen, pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan 2018 yang hanya mencapai 57 persen, serta pada 2017 pengguna KPR hanya mencapai 52 persen.
Baca Juga
“Secara mayoritas, effort pemerintah itu sudah cukup membantu secara umum untuk masyarakat di Indonesia,” ujarnya.
Adapun, Direktur Utama PT Waskita Realty Tukijo mengatakan bahwa semua proyek hunian real estat miliknya selalu menawarkan dan menggunakan sistem pembayaran KPR.
“Semua proyek real estat kami menggunakan produk KPR oleh semua bank BUMN. Ya, dengan treatment dan situasi dan kondisi yang berbeda-beda juga. Jadi, meskipun pemilu mungkin bisa dikatakan akan tetap terus melaju,” ujarnya.
