Bisnis.com, JAKARTA--Kehadiran beragam moda transportasi publik modern memberikan manfaat nyata, bukan hanya mampu menciptakan konektivitas, efisiensi, dan meningkatkan produktivitas, tetapi juga meningkatkan nilai investasi kawasan. Hal itu akan dimanfaatkan Intiland dalam menggarap proyek properti.
Dalam Media Group Discussion tentang #LivingConnected, Direktur Pengembangan Bisnis Intiland Permadi Indra Yoga menjelaskan #LivingConnected merupakan sebuah program kampanye yang diangkat Intiland sebagai apresiasi terhadap beroperasinya fasilitas MRT baru-baru ini, serta upaya membangun kesadaran publik untuk peningkatan kualitas hidup.
Hadirnya beragam moda transportasi modern ini diyakini Intiland dapat membawa perubahan, seperti memudahkan konektivitas dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang.
Sebagai pengembang properti, menurutnya, Intiland telah berpartisipasi secara proaktif dan mengantisipasi dinamika tersebut dengan menghadirkan sejumlah produk properti hunian dan perkantoran terbaik yang dilalui jalur MRT maupun moda transportasi modern lainnya.
Ketersediaan fasilitas transportasi publik dinilai telah menjadi faktor kunci bagi sebagian besar masyarakat dalam memilih properti, seiring dengan munculnya kesadaran untuk mendapatkan kualitas kehidupan yang lebih baik.
“Integrasi moda transportasi yang modern dan memadai, mutlak diperlukan masyarakat. Kami berusaha menjawab kebutuhan tersebut dengan menghadirkan proyek-proyek properti yang menawarkan kemudahan mobilitas dan konektivitas masyarakat dalam beraktifitas,” ujarnya, dikutip dalam keterangan tertulis, Kamis (4/4/2019).
Baca Juga
Yoga menuturkan, hampir seluruh proyek-proyek Intiland di Jakarta terhubung dan lokasinya berdekatan dengan jalur moda transportasi publik modern, contohnya di jalur MRT Jakarta, Intiland memiliki empat properti terbaik yakni kawasan mixed use & high rise terpadu South Quarter (perkantoran, ritel, dan apartemen) di TB Simatupang, Fifty Seven Promenade (apartemen, perkantoran, dan ritel) di Thamrin, gedung perkantoran Intiland Tower di Sudirman dan Grand Whiz Poin Square di Lebak Bulus Jakarta.
“Rata-rata jarak tiap properti tersebut dari stasiun MRT terdekatnya kurang dari 500 meter, sehingga waktu tempuh berjalan kaki kurang dari 10 menit. Bahkan Intiland Tower Jakarta berada tepat bersebelahan dengan stasiun MRT Bendungan Hilir,” ungkapnya.
Pesatnya perkembangan infrastruktur dan fasiltas transportasi publik modern ini juga menjadi perhatian serius Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda. Sebagai pelaku pasar sekaligus pemerhati perkembangan properti, menurutnya, pembangunan infrastruktur transportasi menjadi stimulus pertumbuhan dan kemajuan sebuah kawasan.
Perubahan tersebut tidak lepas dari perkembangan konsep Transit Oriented Development (TOD) secara terpadu, khususnya di wilayah Jakarta. Pengembangan konsep itu menciptakan konektivitas secara terpadu melalui beragam moda transportasi modern. Konsep TOD memiliki banyak keunggulan, termasuk mampu memperbaiki mobilitas masyarakat urban dan suburban.
“Peningkatan nilai properti turut ditentukan oleh ketersediaan fasilitas transportasi publik dan konsep pengembangannya. Semakin dekat dan mudah menjangkau fasilitas tersebut, maka nilai investasi properti yang berada di kawasan tersebut akan menjadi lebih tinggi,” kata Ali.
Ia mencontohkan, sejak konsep TOD dan rencana pengembangan infrastuktur transportasi modern mulai diperkenalkan, beberapa kawasan mengalami peningkatan harga properti cukup signifikan. Peningkatan nilai tertinggi didominasi kawasan Jakarta Selatan, seperti Lebak Bulus, Cilandak, dan Fatmawati.
Peningkatan nilai kawasan ini, menurutnya tidak luput dari munculnya persepsi positif masyarakat terhadap kemudahan akses transportasi dan ketersediaan fasilitas kehidupan. Ia mencatat ada sembilan faktor keunggulan dari konsep TOD antara lain mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi, kemudahan mobilitas, menciptakan aksesbilitas dari wilayah urban dan suburban, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.