Bisnis.com, JAKARTA – Indeks manufaktur AS melampaui estimasi pada bulan Maret, naik dari level terendah dalam dua tahun terakhir.
Penguatan itu terjadu di tengah kuatnya ketenagakerjaan dan pesanan yang menandakan stabilisasi setelah beberapa bulan yang sulit.
Dilansir dari Bloomberg, indeks Institute for Supply Management naik menjadi 55,3 dari 54,2, didorong naiknya tiga dari lima komponen utama. Angka tersebut melampaui estimasi dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan ke 54,5 dan tetap di atas level 50 yang mengindikasikan ekspansi. Sebanyak 16 dari 18 industri melaporkan pertumbuhan.
Angka yang positif mungkin menandakan masa terburuk telah berakhir setelah berbulan-bulan tekanan di sektor manufaktur mengirim indeks jatuh dari level tertinggi selama 14 tahun pada Agustus.
Kontributor terbesar untuk data bulan Maret yang positif berasal dari pertumbuhan tenaga kerja, yang menghentikan penurunan tiga bulan dengan kenaikan terbesar dalam tiga tahun.
Itu adalah pertanda adanya ketahanan pasar tenaga kerja sebelum laporan data payroll bulan Maret pada hari Jumat, yang diperkirakan menunjukkan perekrutan rebound dari level pada bulan Februari.
Data pesanan ekspor dan impor keduanya jatuh ke posisi terendah baru dua tahun, menandakan bahwa perang perdagangan yang diperpanjang dengan China berdampak lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sebuah laporan terpisah pada Senin menunjukkan pertumbuhan penjualan ritel AS secara tak terduga mereda pada Februari karena penurunan penjualan di toko bahan makanan dan bahan bangunan.
Sementara itu, sentimen manufaktur di Asia stabil pada bulan Maret, dengan data PMI manufaktur China rebound kembali di atas 50 dengan lompatan terbesar sejak 2012.
"Kami memiliki lingkungan keluaran yang relatif stabil, sehat, seimbang," ungkap Timothy Fiore, ketua komite survei manufaktur ISM, seperti dikutip Bloomberg.
Fiore menambahkan bahwa data tersebut mendukung pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran 2,1% hingga 2,5%.