Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Mesin Tekstil Jerman atau VDMA menyatakan pertikaian antara Indonesia dan Uni Eropa membuat kondisi bisnis bagi pengusaha global tidak kondusif. Asosiasi berharap pertikaian tersebut dapat segera diselesaikan.
Managing Director VDMA Elgar Straub mengatakan Indonesia merupakan mitra dagang yang strategis bagi para anggota asosiasi. Pasalnya, Indonesia memiliki populasi dan pengusaha besar di Asia Tenggara. Dengan kata lain, Indonesia menjadi lokasi strategis dalam mengembangkan usaha di Asia Tenggara.
“Menurut kami, [pertikaian tersebut] tidak bagus bagi perekonomian global. Menurut kami [perdagangan] harus sebebas mungkin dan tentu kami ingin hubungan yang baik dan terbuka dan Indonesia merupakan mitra dagang yang penting,” tuturnya, Kamis (28/3/2019).
Di sisi lain, Elgar mengutarakan, Indonesia harus mengucurkan dana investasi lebih banyak lagi dalam memasuki era revolusi industri 4.0. Jika dibandingkan dengan negeri jiran, Vietnam telah meningkatkan dan mengambangkan kemampuannya untuk menciptakan peluang usaha ayng lebih tinggi dalam 2 tahun terakhir.
Elgar menyampaikan melakukan investasi lebih jauh menjadi penting bagi Indonesia untuk dapat memahami kondisi industri global di masa depan dan saat ini. “Pasar negeri ini berubah, negeri ini berubah, masyarakat Indonesia [kini] menginginkan produk berkualitas tinggi,” paparnya.
Maka dari itu, Elgar mengutarakan para anggota asosiasi akan berusaha untuk masuk ke pasar Indonesia mengingat dalam 10 tahun terakhir produksi garmen dan tekstil Indonesia cukup tinggi. Asosiasi mencatat nilai ekspor mesin tekstil dan garmen ke Indonesia berada di kisaran 2 juta euro, sedangkan nilai ekspor mesin tekstil dan garmen ke Vietnam mencapai 4 juta euro.