Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Trans Jawa Diskon Sampai Lebaran Gara-gara Operator Belum Kompak

Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) memperpanjang diskon tarif jalan tol di koridor Trans Jawa karena pembahasan integrasi tarif antaroperator belum selesai.
Pemandangan ruas jalan tol Trans Jawa di sekitar Jembatan Kalikuto, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat
Pemandangan ruas jalan tol Trans Jawa di sekitar Jembatan Kalikuto, Kendal, Jawa Tengah, Kamis (20/12/2018)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (PUPR) memperpanjang diskon tarif jalan tol di koridor Trans Jawa karena pembahasan integrasi tarif antaroperator belum selesai. Masa pembangunan dan pengoperasian jalan tol yang beragam menjadi salah satu penyebab perumusan tarif menjadi alot.

Menteri PUPR Basuk Hadimuljono mengatakan perpanjangan diskon tarif berlaku hingga 2 bulan ke depan atau saat menjelang hari raya Idulfitri pada Juni 2019 mendatang. Diskon tarif sebesar 15% seharusnya berakhir pada 21 Maret 2019 atau 2 bulan setelah seluruh ruas jalan tol di koridor Trans Jawa tersambung.

"Sementara [perpanjang] diskon ya, karena memang [tarif integrasi] belum disepakati. Ini nanti dibicarakan antar BUJT [badan usaha jalan tol], kalau disatukan tarifnya bagaimana," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/3/2019).

Basuki mengakui, perumusan integrasi tarif jalan tol Trans Jawa yang dikelola oleh operator yang beragam memang tidak mudah. Terlebih, masa pembangunan dan pengoperasian jalan tol juga beragam sehingga struktur biaya yang dikeluarkan di setiap ruas jomplang.

Dia menggambarkan, tarif per kilometer ruas Jakarta –Cikampek hanya Rp200 karena sudah beroperasi seak 1984. Sementara itu, tarif per kilometer ruas Cikipo—Palimanan mencapai Rp1.000 sedangkan ruas-ruas yang baru beroperasi tahun lalu lebih dari Rp1.000.

Sebelumnya, Kementerian PUPR sudah meminta operator untuk menyederhanakan tarif di koridor Trans Jawa. Pasalnya, untuk lintas Jakarta—Surabaya saja, sedikitnya ada 12 ruas yang dikelola oleh tiga entitas pengendali, yakni Jasa Marga, Astra Infra, dan Waskita Toll Road.

Skema yang simpel diharapkan membuat tarif tol lebih kompetitif dibandingkan moda angkutan lain. Untuk itu, sejak 21 Januari 2019, operator membagi koridor Trans Jawa menjadi empat klaster. Diskon diberikan untuk pengendara yang melintas penuh di setiap klaster. Walhasil, skema ini membuat tarif akan semakin rendah untuk jarak jauh.

Basuki mengungkapkan, opsi menerapkan subsidi silang dalam perumusan tarif Trans Jawa juga mengemuka. Dalam skema tersebut, ruas-ruas jalan tol yang sudah beroperasi lama akan dinaikkan sebagai kompensasi dari penurunan tarif di ruas-ruas baru yang dinilai mahal. 

Di sisi lain, Basuki menyebut penetapan tarif baru di koridor Trans Jawa diupayakan tetap menjaga tingkat pengembalian investasi BUJT. "Kami juga jaga IRR [internal rate of return] agar pendapatan mereka tidak turun. Dukungan dari pemerintah [dalam bentuk kompensasi] nanti akan dibicarakan," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rivki Maulana
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper