Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) berharap perseteruan Indonesia dengan Uni Eropa terkait perdagangan minyak sawit tidak berimbas sampai ke kinerja komoditas perkebunan lainnya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Sindra Wijaya menyampaikan hingga saat ini produk kakao olahan asal Indonesia dikenakan bea masuk 4 - 6% sedangkan produk sejenis asal Afrika tarifnya 0%.
"Diharapkan bisa diselesaikan melalui perundingan EU CEPA, tapi kelihatannya sulit karena ada masalah dengan CPO kita," katanya kepada Bisnis melalui pesan singkat Kamis (21/3).
Sindra menambahkan perundingan terakhir, pihak Eropa meminta agar tarif bea keluar produk Indonesia seperti biji kakao dan produk sawit dinolkan.
Sindra menambahkan karena ada masalah di sawit, tentunya berpengaruh pada kakao. Oleh sebab itu dia khawatir akibat perseteruan, generalized system of preferences (GSP) atau fasilitas keringanan ekspor dari Indonesia ke Eropa dapat disetop.
"Ini yang sangat dikhawatirkan karena jika GSP distop, produk kakao bukannya mendapat pengurangan tarif bea masuk, malah ada penambahan tarif 3,5%," katanya.
Baca Juga
Sindra berharap diskriminasi di kakao dan kelapa sawit bisa segera diselesaikan sehingga bisa meningkatkan ekspor ke Uni Eropa.